Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Girigondo, Kompleks Pemakaman Adipati Pakualaman di Kulon Progo

Kompas.com - 11/04/2023, 21:16 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Makam Girigondo yang dikenal juga sebagai Astana Girigondo atau Pasarean Girigondo adalah kompleks pemakaman Adipati Pakualaman beserta para kerabatnya.

Lokasi Kompleks Makam Girigondo berada di sebuah bukit di Dusun Girigondo, Desa Kaligintung, Kapanewon Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

Jarak Kompleks Makam Girigondo dari Kota Wates adalah sekitar 10 kilometer.

Di Kompleks Makam Girigondo, terdapat makam dari KGPAA Paku Alam V sampai dengan KGPAA Paku Alam IX beserta para kerabat.

Baca juga: Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri: Sejarah dan Daftar Nama Raja yang Dimakamkan

Sejarah Kompleks Makam Girigondo

Sebelum didirikannya makam ini, makam Adipati Pakualaman berada di Kompleks Makam Kotagede, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Namun seiring berjalannya waktu, kompleks makam tersebut mulai penuh sehingga KGPAA Paku Alam V harus mencari lokasi baru untuk makam Pakualaman selanjutnya.

Baca juga: Menilik Astana Giribangun, Makam Soeharto dan Ibu Tien di Kaki Gunung Lawu

Alasan pemilihan lokasi makam di Kulon Progo ternyata tidak lepas dari asal-usul KGPAA Paku Alam V.

Beliau merupakan putra KGPAA Paku Alam II dari Garwa Ampeyan bernama Raden Ayu Resminingdiah yang berasal dari daerah Trayu, Kulon Progo.

Seperti layaknya makam para wali dan raja, kemudian dipilih lokasi kompleks pemakaman yang letaknya di tempat yang tinggi atau di puncak bukit.

Hal ini karena semakin tinggi status yang disandang, maka nantinya akan semakin tinggi pula letak makamnya.

Kompleks Makam Girigondo pertama kali digunakan sebagai makam KGPAA Paku Alam V, yaitu pada bulan September 1900.

Selanjutnya di kompleks ini juga terdapat makam KGPAA Paku Alam VI, KGPAA Paku Alam VII, KGPAA Paku Alam VIII, KGPAA Paku Alam IX, dan para kerabatnya.

Kompleks Makam Girigondo juga telah ditetapkan sebagai cagar budaya melalui keputusan menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.89/PM.007/MKP/2011.

Gapura dan anak tangga menuju Kompleks Makam Girigondo.kebudayaan.kemdikbud.go.id/Dok. BPCB DIY 2015 Gapura dan anak tangga menuju Kompleks Makam Girigondo.

Bentuk Kompleks Makam Girigondo

Kompleks Makam Girigondo berdiri di atas sebuah bukit yang dulu bernama Gunung Keling dan menghadap ke selatan.

Struktur bangunannya terdiri dari 6 tingkat atau teras yang semakin tinggi ke belakang, sementara tiap-tiap teras dihubungkan dengan tangga.

Untuk mencapainya, terdapat ratusan anak tangga yang mengarah ke atas bukit hingga ke lokasi makam tersebut.

Adapun jumlah anak tangga di Kompleks Makam Girigondo yang harus dilewati pengunjung adalah sebanyak 258 buah.

Adapun Teras I adalah di tingkat yang paling tinggi dengan berukuran 3,2 x 2,155 meter yang berisi makam keluarga Pakualaman (istri, anak dan menantu) dengan jumlah 32 makam.

Teras I dikelilingi tembok dan pagar besi setinggi 2,40 meter dengan gapura masuk dan pintu gerbang dari besi.

Pada gapura tersebut terdapat prasasti berangka tahun 1830 Jawa atau 1900 M dan simbol Pakualaman dan tulisan dengan aksara Jawa yang berbunyi ‘Girigondo’.

Prasasti dan Lambang Pakualaman di atas Gapura Paduraksa Kompleks Makam Girigondo.kebudayaan.kemdikbud.go.id/Dok. BPCB DIY 2015 Prasasti dan Lambang Pakualaman di atas Gapura Paduraksa Kompleks Makam Girigondo.

Di bawahnya atau di sebelah selatan Teras I, terdapat Teras II yang dihubungkan dengan tangga naik berjumlah 21 anak tangga. Pada Teras II terdapat 8 buah makam.

Selanjutnya, di Teras III masih terdapat lahan kosong karena baru terdapat 2 buah makam.

Pada Teras IV terdapat 3 buah makam yang merupakan kerabat jauh Paku Alaman, sementara di Teras V masih kosong atau belum terdapat makam.

Trakhir, di Teras VI terdapat beberapa makam, yaitu 2 buah makam di bagian barat dan 7 buah makam di bagian timur.

Aturan Kunjungan ke Kompleks Makam Girigondo

Hingga saat ini, Kompleks Makam Girigondo masih menjadi salah satu obyek wisata religi yang sering disambangi oleh peziarah maupun wisatawan.

Adapun peziarah maupun pengunjung yang memasuki Makam Girigondo tidak dipungut biaya, namun harus menjaga kebersihan lingkungan makam, memiliki niat yang baik dan berlaku santun.

Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan perbukitan menoreh di tengah suasana yang asri kompleks pemakaman yang terawat dengan baik.

Fasilitas yang ada di kompleks pemakaman ini antara lain area parkir serta masjid.

Sumber: budaya.jogjaprov.go.iddinpar.kulonprogokab.go.idpesona.kulonprogokab.go.id, dan kebudayaan.kemdikbud.go.id  

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Melihat Ratusan Mobil Kuno di Magelang, dari VW sampai Buick Riviera

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Libur Panjang, Jip Wisata Lava Tour Merapi Diserbu Wisatawan

Yogyakarta
BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

BPBD Kota Yogyakarta Minta Masyarakat Bangun Rumah Tahan Gempa

Yogyakarta
Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Sopir Ngantuk Berat, Mobil Muatan Beras Terjun ke Sungai Kulon Progo

Yogyakarta
Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Perahu Dihantam Ombak, Nelayan di Gunungkidul Terombang-ambing di Lautan

Yogyakarta
Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Libur Panjang, Persewaan iPhone di Gunungkidul Laris Diburu Anak Muda

Yogyakarta
Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Sampah Diduga dari Luar Gunungkidul Dibuang Sembarangan di Tengah Hutan

Yogyakarta
Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Wakil Bupati dan Eks Sekda Sleman Berebut Tiket Pilkada dari PDI-P

Yogyakarta
5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

5 Nama Daftar Bakal Calon Wali Kota Yogyakarta Melalui PDI-P, Siapa Saja?

Yogyakarta
Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Pelaku Penembak Anak SD di Sleman dengan Senapan Angin Ditangkap, Alasannya Emosi

Yogyakarta
Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com