Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direlokasi ke Teras Malioboro, Sanidi Bisa Bebas Buka sampai Malam dan Tambah Menu

Kompas.com, 4 Februari 2022, 09:56 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Malio telah berlangsung sejak 1 Februari lalu. Tak hanya PKL yang berjualan aksesoris, baju, maupun pernak-pernik yang direlokasi, relokasi juga menyasar bagi pedagang kuliner.

Kamis (3/2/2022) sejak pagi Malioboro sudah sepi dari PKL. Pagi hari biasanya sudah digunakan untuk mengeluarkan gerobak dan menata barang dagangan. Tetapi, pagi ini gerobak PKL hanya tergeletak di pinggir Jalan Malioboro tanpa dijaga empunya.

Sanidi (45), warga Yogyakarta sehari-hari berjualan soto di kawasan Jalan Malioboro, kali ini berjualan di lokasi baru. Sanidi merupakan salah satu PKL Malioboro yang direlokasi ke Teras Malioboro Satu.

Baca juga: PKL Malioboro Nekat Berjualan hingga 8 Februari, Gerobak Akan Ditertibkan

Ia nampak sibuk meracik soto di beberapa mangkuk yang sudah ia siapkan bersama dengan satu orang pegawainya yang membantu menyiapkan isian soto.

Hari ini (Kamis), hari pertama Sanido berjualan di Teras Malioboro 1. Kurang lebih pukul 09.00 dia sudah menjual 20 mangkuk soto.

Satu mangkuk ia jual seharga Rp 10.000 untuk soto ayam. Selain menjual soto dia juga menjual makanan pendamping seperti sate jeroan atau uritan, dan juga keripik tempe.

Meninggalkan Jalan Malioboro yang sudah menjadi ladang rezeki baginya selama sekitar 20 tahun untuk pindah ke lokasi baru berat baginya. Ia tak bisa menolak dan hanya bisa pasrah.

"Baru mulai buka pasca pindahan, tadi laku 20-an. Suasana bagus tapi nggak tahu nantinya. Dari segi fasilitas komplet semua gerobak juga bagus," kata dia ditemui di Teras Malioboro Satu.

"Saat pindah ya yang penting laku. Kalau nggak laku ya saya sama temen-temen pindah lagi ke tempat lama," kata dia.

Baca juga: Puluhan Tahun Jualan di Trotoar, PKL Malioboro Mulai Pindah ke Lokasi Resmi Ini

Sebelum direlokasi, ia buka dari pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Karena harus bergantian dengan pedagang lesehan, sedangkan setelah direlokasi dia bisa membuka lapaknya hingga malam hari karena sudah tidak bergantian lagi dengan pedagang lesehan.

Dengan bebasnya jam buka sampai malam hari ia berencana menambah menu saat malam hari, yakni Bakmi Jawa.

"Pengennya buka Bakmi Jawa pas malam hari. Jadi pagi jualan Soto, malam Bakmi Jawa," jelasnya.

Pedagang aksesoris Abdul Anton juga baru memulai membuka lapaknya di Teras Malioboro 1. Dia mulai pagi menata gelang, gantungan kunci di lapak yang sudah disediakan.

Baca juga: Pendorong Gerobak Minta Pekerjaan ke Pemerintah DIY Setelah PKL Malioboro Direlokasi

"Kemarin belum buka, Alhamdulillah lapak yang diterima bagus. Kemarin kayanya sudah mulai masuk (pengunjung) karena sekarang baru buka," kata dia.

Walaupun kondisi lapak lebih kecil dirinya tidak kesulitan dalam memajang dagangan miliknya. Sebelum pindah dia mendapatkan kurang lebih satu meter tetapi sekarang lapak yang diterima tidak sampai 1 meter.

Kurang lebih 30 tahun ia berjualan di Malioboro. Saat pindah, ia tidak bisa menolak karena saat berada di Malioboro dia menandatangani perjanjian bahwa dirinya bersedia jika dilakukan relokasi.

"Kan ada perjanjian juga, kalau dipindah tidak bisa menuntut apa-apa. Kalau sekarang mendapatkan tempat ya enak sekarang," ujar dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau