YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang merasa keberatan dengan rencana uji coba Malioboro full pedestrian yang digelar pada tanggal 1 dan 2 Desember 2025 mendatang.
Hal ini dinilai akan mengurangi jumlah kendaraan yang berdampak pada kunjungan wisatawan.
Kondisi seperti ini juga sudah dirasakan saat uji coba pertama sekitar bulan Oktober lalu, pedagang mengeluhkan kunjungan berkurang 30 persen.
Salah satu pedagang Teras Malioboro, Slamet, mengatakan dirinya merasa keberatan dengan rencana Pemkot Yogyakarta itu.
Sebab, wisatawan akan kesulitan mengakses Jalan Malioboro dan berdampak pada jumlah kunjungan.
Baca juga: Malioboro Full Pedestrian Digelar 1–2 Desember 2025, Pemkot Siapkan Kartu Pas untuk Warga
“Sebetulnya dari PKL itu tidak setuju ya, karena dengan begitu kan jarang kendaraan yang masuk ke area Malioboro,” kata Slamet, Jumat (28/11/2025).
Ia menambahkan, dengan berkurangnya jumlah kendaraan yang melintas di area Malioboro, dapat mengurangi jumlah kunjungan wisatawan.
“Kunjungan ke Teras Malioboro berkurang jadinya, karena kemarin udah pernah uji coba juga dan lumayan berdampak,” ujar dia.
Slamet menceritakan saat uji coba pertama, kunjungan ke Teras Malioboro berkurang kurang lebih 30 persen.
“Kunjungan ke Malioboro kan sangat kurang sekali, karena jalan-jalan masuk ke arah Malioboro ditutup,” ujar dia.
Dia sudah mengusulkan kepada Pemkot Yogyakarta untuk menyediakan lahan parkir, mengingat Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali sudah dipindah, ditambah ada rencana bus pariwisata dilarang parkir atau masuk ke Kota Yogyakarta dan harus parkir di kawasan Terminal Giwangan.
Baca juga: Pemkot Yogyakarta Akan Uji Coba Malioboro Full Pedestrian Secara Berkala
“Siapkan dulu pertama kantong-kantong parkir yang memadai terhadap animo kunjungan wisatawan ke Jogja, kedua siapkan shuttle yang mengangkut dari titik kumpul atau terminal yang mengangkut wisatawan ke tempat wisata seperti Teras Malioboro,” jelas Slamet.
Menurut dia, jika hanya dilakukan penutupan saat uji coba tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, maka berdampak kepada para pedagang.
Selama uji coba pertama, ia mendapatkan banyak keluhan dari wisatawan yang sulit mendapatkan akses ke Malioboro.
Ia juga menyebut keberadaan TransJogja belum dimanfaatkan dengan baik oleh para wisatawan.