Salin Artikel

Pedagang Tolak Uji Coba Malioboro Full Pedestrian, Was-was Kunjungan Berkurang

Hal ini dinilai akan mengurangi jumlah kendaraan yang berdampak pada kunjungan wisatawan.

Kondisi seperti ini juga sudah dirasakan saat uji coba pertama sekitar bulan Oktober lalu, pedagang mengeluhkan kunjungan berkurang 30 persen.

Salah satu pedagang Teras Malioboro, Slamet, mengatakan dirinya merasa keberatan dengan rencana Pemkot Yogyakarta itu.

Sebab, wisatawan akan kesulitan mengakses Jalan Malioboro dan berdampak pada jumlah kunjungan.

“Sebetulnya dari PKL itu tidak setuju ya, karena dengan begitu kan jarang kendaraan yang masuk ke area Malioboro,” kata Slamet, Jumat (28/11/2025).

Ia menambahkan, dengan berkurangnya jumlah kendaraan yang melintas di area Malioboro, dapat mengurangi jumlah kunjungan wisatawan.

“Kunjungan ke Teras Malioboro berkurang jadinya, karena kemarin udah pernah uji coba juga dan lumayan berdampak,” ujar dia.

Slamet menceritakan saat uji coba pertama, kunjungan ke Teras Malioboro berkurang kurang lebih 30 persen.

“Kunjungan ke Malioboro kan sangat kurang sekali, karena jalan-jalan masuk ke arah Malioboro ditutup,” ujar dia.

Dia sudah mengusulkan kepada Pemkot Yogyakarta untuk menyediakan lahan parkir, mengingat Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali sudah dipindah, ditambah ada rencana bus pariwisata dilarang parkir atau masuk ke Kota Yogyakarta dan harus parkir di kawasan Terminal Giwangan.

“Siapkan dulu pertama kantong-kantong parkir yang memadai terhadap animo kunjungan wisatawan ke Jogja, kedua siapkan shuttle yang mengangkut dari titik kumpul atau terminal yang mengangkut wisatawan ke tempat wisata seperti Teras Malioboro,” jelas Slamet.

Uji Coba Pertama Dapat Keluhan

Menurut dia, jika hanya dilakukan penutupan saat uji coba tanpa dukungan infrastruktur yang memadai, maka berdampak kepada para pedagang.

Selama uji coba pertama, ia mendapatkan banyak keluhan dari wisatawan yang sulit mendapatkan akses ke Malioboro.

Ia juga menyebut keberadaan TransJogja belum dimanfaatkan dengan baik oleh para wisatawan.

“Ada wisatawan kebetulan ngomong ke saya, masuk ke Malioboro susah, harus putar-putar. Kunjungan banyak tapi tidak bisa masuk,” ujar dia.

Ia menambahkan, keberadaan kantong parkir yang ada saat ini, seperti di TKP Beskalan, juga belum mampu menampung kendaraan para wisatawan.

“Waduh, tidak mencukupi itu, yang di Beskalan hanya beberapa mobil, maksimal 20 mobil,” imbuh dia.

Warga Sekitar Disediakan Kartu Pas

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kembali akan melakukan uji coba Malioboro full pedestrian pada 1 dan 2 Desember 2025.

Uji coba kali ini juga akan dibarengi dengan penyelenggaraan event Malioboro Culture Vibes yang dipusatkan di kawasan Titik Nol Kilometer Yogyakarta.

Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya, Fitria Dyah Anggraeni, menjelaskan, uji coba pedestrian penuh ini disertai sejumlah pengaturan baru, termasuk pembagian kartu pas bagi warga dan pekerja di kawasan Malioboro.

“Kita sudah pikirkan itu, karena satu bagian penataan dari full pedestrian kita bicara penataan dan pengaturan, jadi aktivitas warga yang tinggal atau beraktivitas di Malioboro kita berikan ada kartu pas dari Dishub yang bisa dimanfaatkan bagi mereka yang beraktivitas di situ,” ujar Anggi saat dihubungi, Rabu (26/11/2025).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/11/28/143543378/pedagang-tolak-uji-coba-malioboro-full-pedestrian-was-was-kunjungan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com