Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasional SPPG Wirobrajan Dihentikan Sementara usai Ratusan Siswa Yogyakarta Keracunan MBG

Kompas.com, 16 Oktober 2025, 18:25 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo memastikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan dihentikan sementara menyusul temuan ratusan siswa mengalami gejala diare dan sakit perut usai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Iya itu kan protap diberhentikan sampai hasil evaluasi (ada),” kata Hasto saat ditemui setelah melakukan pertemuan dengan SPPG Wirobrajan, Kamis (16/10/2025).

Hasto mengatakan, SPPG Wirobrajan melayani sembilan sekolah dengan total 3.444 siswa penerima manfaat program MBG.

“Kami sudah tahu persis bahwa di sini (SPPG Wirobrajan) ada 9 sekolah yang kemudian disuplai dengan 3.444 siswa yang diberikan makanan gratis,” ujar dia.

Baca juga: 426 Siswa SMA 1 Yogyakarta Sakit Perut usai Santap MBG

Hasto telah meminta Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) untuk mengumumkan penghentian sementara tersebut ke seluruh sekolah yang mendapat pasokan MBG dari SPPG Wirobrajan.

Kasus Terjadi di 2 SMA

Dari hasil peninjauan, Hasto memastikan bahwa kasus diare hanya terjadi di tingkat SMA, yakni di SMA Negeri 1 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, sementara sekolah lain tidak terdampak.

“SMP dan SD ini tadi kita kroscek tidak ada masalah. Yang ada masalah dari SMA, SMA 1 dan SMA 7 Muhammadiyah. Saya cek ke dalam cara nyuci piring, bagus. Ruangan juga cek,” katanya.

Menurut Hasto, dari sisi sarana dan prasarana, dapur SPPG Wirobrajan sebenarnya sudah memenuhi standar yang ditentukan.

“Sarana sepertinya sudah standar karena kan dilakukan asesmen,” ujar dia.

Baca juga: 65 Siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Diare Usai Santap MBG dari SPPG yang Sama dengan SMA 1

Dari hasil diskusi bersama pengelola SPPG, Hasto menyebut menu yang diduga menjadi penyebab siswa mengalami gejala sakit perut dan diare adalah menu baru berbahan dasar ayam.

“Dari diskusi ada menu-menu baru ayam yang dibuat dengan masakan menu baru tetapi kita tetap menunggu bukti (hasil laboratorium),” jelasnya.

Dimasak Terlalu Pagi karena Koki Sakit

Sementara itu, Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan, pihaknya bersama Satgas Percepatan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menghubungi koordinator SPPG Wirobrajan untuk menelusuri penyebab kejadian.

Menurut Ni Made, dari hasil komunikasi diketahui makanan untuk SMA Negeri 1 Yogyakarta dimasak lebih awal karena ada koki yang sakit.

“Informasinya harusnya makanan dimasak agak siang tetapi dimasak kemruputen karena kokinya ada yang sakit,” ujar Ni Made, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Wali Kota Yogyakarta Duga Bakteri di MBG Jadi Penyebab Ratusan Siswa Sakit Perut

Ia menambahkan, jatah makanan untuk SMA N 1 Yogyakarta dimasak bersamaan dengan jatah pagi untuk SD, padahal seharusnya jadwal memasaknya terpisah.

“Keracunan berasal dari lauk ayam. Menurut laporan yang diterima, jatah untuk SMA Negeri 1 Yogyakarta ini dimasak berbarengan dengan jatah pagi untuk SD. Padahal seharusnya jatah siang tidak dimasak berbarengan dengan jatah pagi,” ujarnya.

Evaluasi dan Pengawasan Ketat

Ni Made menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan DIY untuk mendatangi SMA Negeri 1 Yogyakarta guna mendapatkan informasi lebih jelas terkait kejadian ini.

Pihaknya juga menegaskan pentingnya perjanjian antara SPPG dan sekolah dalam pengelolaan makanan agar standar kebersihan dan keamanan tetap terjaga.

SPPG, kata dia, wajib memastikan beberapa hal yakni:

  • Menyediakan makanan bergizi seimbang dan higienis.
  • Melaksanakan pengolahan bahan makanan sesuai standar operasional.
  • Mengawasi operasional dapur dan distribusi makanan.
  • Menyertakan lembar kontrol gizi dan batas waktu konsumsi pada setiap distribusi.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau