YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 426 siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta mengalami sakit perut usai mengonsumsi menu MBG pada Rabu (15/10/2025).
Kepala Sekolah SMA N 1 Kota Yogyakarta, Ngadiya, mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa para siswa mulai mengalami gejala sakit perut hingga diare pada Kamis (16/10/2025) dini hari sekitar pukul 01.00 hingga 03.00.
“Kemudian tadi pagi kroscek di seluruh kelas, yang mengalami sakit perut tadi malam sekitar jam 1 sampai jam 3 ada 426,” ujar Ngadiya saat ditemui di sekolah, Kamis (14/10/2025).
Baca juga: Korban Keracunan MBG di Bandung Barat Tembus 518 Korban, 50 Siswa Masih Dirawat
Dari jumlah tersebut, 33 siswa tercatat tidak masuk sekolah pada keesokan harinya.
“Cek lagi yang tidak masuk ada 33 siswa. Itu ada yang sakit ada juga yang alasan lain,” imbuhnya.
Penyedia MBG di SMA N 1 Yogyakarta berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan.
Pihak SPPG telah mendatangi sekolah untuk memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut.
“Tadi pagi SPPG Wirobrajan sudah ke sini didampingi Puskesmas. Konfirmasi tadi dari SPPG mengakui kemungkinan ada keracunan dari MBG, kemungkinan dari ayamnya,” ujar Ngadiya.
Baca juga: Prabowo Ceritakan Latar Belakang Digagasnya MBG kepada Steve Forbes
Menurut keterangan dari SPPG, menu ayam yang disajikan diduga dimasak terlalu dini sehingga saat tiba di sekolah dalam kondisi kurang baik.
“SPPG mengaku yang masak kemruputen (terlalu pagi), sehingga dikirim ke sini agak lama,” katanya.
Hingga Kamis pagi, masih ada siswa yang datang ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk meminta obat.
Meski tidak terlihat tanda-tanda makanan rusak, beberapa siswa sempat merasakan perbedaan rasa dari menu yang disajikan.
“Katanya ada rasanya beda, anak menyangkanya bumbunya beda. Menunya kemarin nasi, sayur, ayam, buah,” ucap Ngadiya.
Baca juga: Keracunan MBG di Tulungagung, Emil Dardak: Sampel Makanan Dikirim ke BPOM, SPPG Ditutup Sementara
Ia menambahkan SPPG Wirobrajan akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Katanya nanti akan dicover (pengobatannya),” ujar Ngadiya.