YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo memastikan operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan dihentikan sementara menyusul temuan ratusan siswa mengalami gejala diare dan sakit perut usai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Iya itu kan protap diberhentikan sampai hasil evaluasi (ada),” kata Hasto saat ditemui setelah melakukan pertemuan dengan SPPG Wirobrajan, Kamis (16/10/2025).
Hasto mengatakan, SPPG Wirobrajan melayani sembilan sekolah dengan total 3.444 siswa penerima manfaat program MBG.
“Kami sudah tahu persis bahwa di sini (SPPG Wirobrajan) ada 9 sekolah yang kemudian disuplai dengan 3.444 siswa yang diberikan makanan gratis,” ujar dia.
Hasto telah meminta Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) untuk mengumumkan penghentian sementara tersebut ke seluruh sekolah yang mendapat pasokan MBG dari SPPG Wirobrajan.
Kasus Terjadi di 2 SMA
Dari hasil peninjauan, Hasto memastikan bahwa kasus diare hanya terjadi di tingkat SMA, yakni di SMA Negeri 1 Yogyakarta dan SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, sementara sekolah lain tidak terdampak.
“SMP dan SD ini tadi kita kroscek tidak ada masalah. Yang ada masalah dari SMA, SMA 1 dan SMA 7 Muhammadiyah. Saya cek ke dalam cara nyuci piring, bagus. Ruangan juga cek,” katanya.
Menurut Hasto, dari sisi sarana dan prasarana, dapur SPPG Wirobrajan sebenarnya sudah memenuhi standar yang ditentukan.
“Sarana sepertinya sudah standar karena kan dilakukan asesmen,” ujar dia.
Dari hasil diskusi bersama pengelola SPPG, Hasto menyebut menu yang diduga menjadi penyebab siswa mengalami gejala sakit perut dan diare adalah menu baru berbahan dasar ayam.
“Dari diskusi ada menu-menu baru ayam yang dibuat dengan masakan menu baru tetapi kita tetap menunggu bukti (hasil laboratorium),” jelasnya.
Dimasak Terlalu Pagi karena Koki Sakit
Sementara itu, Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti mengatakan, pihaknya bersama Satgas Percepatan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menghubungi koordinator SPPG Wirobrajan untuk menelusuri penyebab kejadian.
Menurut Ni Made, dari hasil komunikasi diketahui makanan untuk SMA Negeri 1 Yogyakarta dimasak lebih awal karena ada koki yang sakit.
“Informasinya harusnya makanan dimasak agak siang tetapi dimasak kemruputen karena kokinya ada yang sakit,” ujar Ni Made, Kamis (16/10/2025).
Ia menambahkan, jatah makanan untuk SMA N 1 Yogyakarta dimasak bersamaan dengan jatah pagi untuk SD, padahal seharusnya jadwal memasaknya terpisah.
“Keracunan berasal dari lauk ayam. Menurut laporan yang diterima, jatah untuk SMA Negeri 1 Yogyakarta ini dimasak berbarengan dengan jatah pagi untuk SD. Padahal seharusnya jatah siang tidak dimasak berbarengan dengan jatah pagi,” ujarnya.
Evaluasi dan Pengawasan Ketat
Ni Made menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan DIY untuk mendatangi SMA Negeri 1 Yogyakarta guna mendapatkan informasi lebih jelas terkait kejadian ini.
Pihaknya juga menegaskan pentingnya perjanjian antara SPPG dan sekolah dalam pengelolaan makanan agar standar kebersihan dan keamanan tetap terjaga.
SPPG, kata dia, wajib memastikan beberapa hal yakni:
https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/10/16/182522578/operasional-sppg-wirobrajan-dihentikan-sementara-usai-ratusan-siswa