Penulis
Sebelumnya, kasus keracunan MBG juga terjadi pada siswa di empat SMP di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, jumlah yang mengalami gejala keracunan ada 379 orang.
Baca juga: Banyak Kasus Keracunan MBG, BGN Diminta Tak Obral Izin SPPG
Dari jumlah itu, ada sebanyak 18 siswa yang sempat menjalani rawat inap di rumah sakit.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan menunjukkan adanya cemaran tiga bakteri.
Selain di Sleman, kasus keracunan massal juga dialami siswa di Kulon Progo usai mengonsumsi MBG pada akhir Juli lalu.
Total terdapat 497 siswa terdampak, yang tersebar di dua sekolah dasar dan dua sekolah menengah pertama.
Dari jumlah tersebut, hanya satu siswa yang menjalani rawat inap di RSUD Wates, dan hanya selama dua malam.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo memastikan penyebab keracunan massal yang dialami 497 pelajar MBG.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan akan melakukan perbaikan tata kelola dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Hal ini dikatakan Dadan menghadapi kasus keracunan MBG yang kembali terjadi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Agustus 2025.
Ini adalah ketiga kalinya kasus keracunan MBG terjadi di DIY dalam sebulan terakhir, membuat hampir 1.000 siswa jadi korban dari program andalan Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: Temuan Ulat di Sayur MBG SMAN 6 Solo, Wali Kota AKan Bersurat ke BGN
“Perbaikan tata kelola SPPG,” kata Dadan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/8/2025).
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah untuk meningkatkan gizi pelajar. Namun belakangan ini menuai sorotan setelah beberapa kasus keracunan massal yang diduga berasal dari makanan yang dibagikan.
Program MBG di DIY sendiri berjalan serentak di berbagai kabupaten/kota dan menjangkau ratusan ribu siswa, dengan skema pengadaan melalui dapur umum dan katering yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah daerah.
(Penulis: Wisang Seto Pangaribowo, Kiki Safitri I Editor: Ferril Dennys, Dani Prabowo)
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang