Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Banjir di Sungai Winongo Jogja, Warga Wajib Mengungsi Jika Air Capai 250 Cm

Kompas.com, 29 Agustus 2025, 13:44 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masuki musim peralihan yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem, warga di bantaran Sungai Winongo diminta mengungsi saat ketinggian air mencapai 250 cm.

Ketua KTB Kampung Serangan Kelurahan Notoprajan, Ibnu Hajar menjelaskan, untuk warga yang tinggal di kawasan bantaran sungai telah dibekali penyiagaan bencana ekstra pada fase peralihan musim mengingat ada potensi kerawanan bencana banjir maupun talud longsor.

Baca juga: Ironi Tanggul NCICD: Penangkal Banjir Jakarta, Malah Jadi Tempat Buang Limbah

“Kampung kami berada di bantaran Sungai Winongo, ada dua Early Warning System (EWS) yang dipasang, kesepakatan kami ketika terjadi cuaca ekstrem disertai hujan deras dan angin kencang, kalau water level atau ketinggian air sudah mencapai 250 centimeter warga mulai dievakuasi," katanya, Jumat (29/8/2025).

Pihaknya juga menyatakan alarm EWS di Sungai Winongo secara otomatis akan berbunyi saat ketinggian air berada pada 220 centimeter.

Dikarenakan bentangan sungai cukup lebar, sebelum volume air semakin tinggi, sudah ada peringatan awal yang dapat membantu proses evakuasi.

Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat menyatakan, pada bulan September sampai Desember 2025 akan mulai memasuki masa peralihan musim kemarau ke musim hujan.

“Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masa peralihan atau pancaroba, dari musim kemarau ke musim hujan diperkirakan terjadi pada periode sekitar September sampai November atau Desember 2025. Fase peralihan tersebut dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem,” ujarnya.

Menurutnya potensi bencana di Kota Yogyakarta saat musim pancaroba adalah banjir, pohon tumbang, maupun atap rumah roboh.

Baca juga: Sempat Mangkrak Akibat Banjir, 512 Hektare Sawah di Demak Kembali Ditanami

“Selain kebencanaan ada juga dampak susulan yaitu penyakit, untuk itu kami mengimbau agar kita semua warga masyarakat harus semakin meningkatkan kesadaran pentingnya mitigasi bencana, menyiagakan diri dari segi kesehatan dan kebersihan tata lingkungan, karena pada dasarnya kalau ingin selamat harus dimulai dari diri sendiri, baru orang lain bisa membantu,” terangnya.

Pihaknya menekankan pentingnya mitigasi bencana, dengan memetakan potensi kebencanaan di lingkungan tempat tinggal.

Dimulai dari mengelola sampah dengan bijak, membersihkan saluran air, memangkas ranting pohon yang berisiko tumbang, memperbaiki atap rumah yang lapuk, serta menyimpan barang berharga di tempat aman.

“Dari total 169 kampung masing-masing telah dibentuk Kampung Tangguh Bencana (KTB), untuk mendorong kemandirian masyarakat memitigasi dan menangani bencana. BPBD tentu menyiagakan personel dan peralatan untuk penanganan cepat bila terjadi bencana. Namun, peran serta masyarakat dalam memitigasi sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Kecelakaan Maut di Bantul, 4 orang Tercebur ke Sungai Usai Tabrakan Motor, 1 Tewas
Yogyakarta
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Jalani Sidang Perdana, Staf BEM UNY Perdana Arie Didakwa Bakar Tenda Polisi Saat Demo Agustus
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau