KULON PROGO, KOMPAS.com – Usai memastikan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi penyebab keracunan 497 siswa, Dinas Kesehatan Kulon Progo segera merilis serangkaian langkah mitigasi komprehensif.
Peran aktif guru di sekolah sebagai garda terdepan pengawasan dan perombakan Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi penyedia makanan kini menjadi kunci utama.
Baca juga: 497 Siswa Kulon Progo Keracunan, 3 Jenis Bakteri Berbahaya Ditemukan di Menu MBG
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami, menekankan bahwa pihak sekolah tidak boleh lagi sekadar menjadi penerima pasif.
Para guru diinstruksikan untuk melakukan pengecekan kualitas makanan secara organoleptik—memeriksa bau dan rasa—sebelum hidangan tersebut dibagikan kepada para siswa.
Langkah ini dianggap sebagai benteng pertahanan terakhir yang vital.
Sri menyatakan bahwa sumber kontaminasi terlacak dari satu penyedia layanan yang sama untuk beberapa sekolah.
“Populasi kasusnya tertutup,” kata Sri, menggarisbawahi pentingnya pengawasan di titik akhir distribusi untuk mencegah insiden meluas.
Selain memberdayakan guru, Dinas Kesehatan juga memerintahkan evaluasi total terhadap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) selaku penyedia makanan.
Pengetatan prosedur kini mencakup seluruh rantai pasok, mulai dari pemilihan bahan baku yang lebih ketat, terutama untuk protein hewani seperti ayam, daging, dan telur yang sangat rentan terkontaminasi.
Aturan ketat lainnya meliputi pengelolaan air bersih, sterilisasi alat masak, serta standar kebersihan yang tinggi bagi para penjamah makanan. Seluruh proses memasak, penyimpanan, hingga distribusi kini berada di bawah pengawasan yang lebih intensif.
Di sisi siswa, dinas kesehatan juga mengampanyekan dua perilaku penting:
Hal ini bertujuan untuk memastikan makanan dikonsumsi dalam kondisi paling layak dan mengurangi risiko kontaminasi lebih lanjut.
Langkah-langkah antisipatif ini dirancang sebagai respons langsung terhadap kejadian pada akhir Juli 2025 lalu.
Dengan melibatkan semua pihak—penyedia, sekolah, dan siswa—pemerintah berharap dapat memulihkan kepercayaan dan menjamin keamanan program MBG di masa mendatang.
Baca juga: Keracunan MBG Kulon Progo, Dinkes: Produksi Skala Besar Tingkatkan Risiko Kontaminasi Bakteri
Sebelumnya, hasil uji laboratorium dari Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta menunjukkan bahwa sampel makanan dari satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) — penyedia makanan MBG — telah terkontaminasi oleh tiga jenis bakteri, yakni:
"Semua bakteri itu seharusnya tidak ada dalam makanan," ujar Arif Mustofa, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kulon Progo, Rabu (20/8/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang