Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Jokowi, Presiden Prabowo Ungkap Pencapaian Pemerintahannya

Kompas.com, 20 Juli 2025, 20:20 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan isi pertemuannya dengan  Presiden ke-7 Joko Widodo, di Solo, Minggu (20/7/2025), terkait pencapaian Pemerintahan yang dipimpinnya.

Pencapaian yang dimaksud antara lain, berhasilnya penyelesaian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang dalam proses perundingan telah berlangsung sejak tahun 2016.

"Ya, saya kira karena beliau juga mengikuti dan sebagian itu juga beliau yang rintis ya, seperti perundingan dengan Uni Eropa kan sudah berjalan 10 tahun."

"Jadi beliau ngerti itu alotnya bagaimana," kata Prabowo usai pertemuan yang berlangsung di kediaman pribadi Jokowi.

Baca juga: Temui Jokowi, Prabowo Ceritakan Berbagai Hasil Perjalanan ke Luar Negeri

Meskipun berjalan alot, kata Prabowo, kesepakatan politik tingkat tinggi untuk mendorong percepatan finalisasi perundingan IEU-CEPA dapat dilaksanakan.

"Tapi ya, kita lihat situasi global yang tidak menentu. Sekarang baik Uni Eropa dan Indonesia ya berkepentingan untuk menyelesaikannya dengan waktu cepat," sambung Prabowo.

"Dan alhamdulillah, bagi saya ini kehormatan bagi Indonesia. Kenapa? Saya diterima di Uni Eropa hari Minggu."

"Bagi orang Eropa Barat terutama, tapi Eropa, hari Minggu itu sakral, itu enggak boleh ada yang kerja gitu," lanjut dia.

Prabowo lalu menjelaskan, pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Dewan Eropa 27 kepala negara/pemerintahan di Kantor Pusat Uni Eropa, Gedung Berlaymont, Brussel, Belgia, pada Minggu, 13 Juli 2025.

"Kepala Pemerintah 27 dan Presiden Council-nya juga terima saya. Dua-duanya sangat reseptif, sangat mendukung."

"Kemudian Raja Belgia mendengar saya datang, saya diterima Belgia," sebut dia.

Baca juga: Ditemani Gibran dan Kaesang, Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup dengan Jokowi di Solo

Lalu, dia menjelaskan pertemuannya berlanjut dengan Raja Belgia, Raja Philippe, di Istana Laeken pada Minggu sore, 13 Juli 2025.

"Jadi beliau berada di luar Brussels. Beliau pulang untuk menerima saya. Dan ya, akhirnya demikian ya, bahwa kadang-kadang memang capek," sebut dia.

"Kita banyak keliling di luar negeri. Tapi hal-hal itu kadang-kadang harus ada pendekatan langsung," lanjut Prabowo.

Meskipun terasa padat perjalanannya, Prabowo mengatakan pendekatan kepada pemimpin-pemimpin luar negeri tetap harus dilaksanakan.

"Pendekatan personal antara pemimpin-pemimpin. Sehingga mereka juga paham dan mereka ada trust, ada kepercayaan, akhirnya lancar," sambung dia.

Pencapaian ini, dikatakannya Prabowo, merupakan pencapaian yang diteruskan dari pemimpin Jokowi sebelumnya.

Baca juga: Presiden Prabowo Temui Jokowi di Solo, Sebelum Hadiri Kongres PSI

"Dan Indonesia ya, saya meneruskan tradisi Indonesia sebagai negara non-blok non-align. Kita terkenal bahwa kita tidak mau ikut blok mana pun. Kita ikut di BRICS dari kepentingan ekonomi," kata Prabowo.

"Tapi kita ikut juga di OECD, ya, yang itu adalah kumpulan negara-negara maju yang dipimpin Barat."

"Kita juga mendaftar di CPTPP yang dipimpin Jepang dan sebagainya. Kita ikut juga di IPF, Indo-Pacific Economic Forum, yang dipimpin juga oleh negara-negara pro-Barat," lanjut dia.

Prabowo lalu menekankan, hal ini merupakan komitmennya sehingga Indonesia dapat diterima semua pihak.

"Jadi kita benar-benar diterima oleh semua pihak bahwa Indonesia netral, Indonesia menghormati semua negara, Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, Indonesia tidak mau campur tangan dengan urusan dalam negeri negara mana pun," tegas dia.

"Ya, capeknya diundang-undang dan diminta tolonglah. Indonesia kita juga diharapkan untuk berperan dalam beberapa peristiwa," tutup dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau