Salin Artikel

Kepada Jokowi, Presiden Prabowo Ungkap Pencapaian Pemerintahannya

Pencapaian yang dimaksud antara lain, berhasilnya penyelesaian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), yang dalam proses perundingan telah berlangsung sejak tahun 2016.

"Ya, saya kira karena beliau juga mengikuti dan sebagian itu juga beliau yang rintis ya, seperti perundingan dengan Uni Eropa kan sudah berjalan 10 tahun."

"Jadi beliau ngerti itu alotnya bagaimana," kata Prabowo usai pertemuan yang berlangsung di kediaman pribadi Jokowi.

Meskipun berjalan alot, kata Prabowo, kesepakatan politik tingkat tinggi untuk mendorong percepatan finalisasi perundingan IEU-CEPA dapat dilaksanakan.

"Tapi ya, kita lihat situasi global yang tidak menentu. Sekarang baik Uni Eropa dan Indonesia ya berkepentingan untuk menyelesaikannya dengan waktu cepat," sambung Prabowo.

"Dan alhamdulillah, bagi saya ini kehormatan bagi Indonesia. Kenapa? Saya diterima di Uni Eropa hari Minggu."

"Bagi orang Eropa Barat terutama, tapi Eropa, hari Minggu itu sakral, itu enggak boleh ada yang kerja gitu," lanjut dia.

Prabowo lalu menjelaskan, pertemuannya dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dan Dewan Eropa 27 kepala negara/pemerintahan di Kantor Pusat Uni Eropa, Gedung Berlaymont, Brussel, Belgia, pada Minggu, 13 Juli 2025.

"Kepala Pemerintah 27 dan Presiden Council-nya juga terima saya. Dua-duanya sangat reseptif, sangat mendukung."

"Kemudian Raja Belgia mendengar saya datang, saya diterima Belgia," sebut dia.

Lalu, dia menjelaskan pertemuannya berlanjut dengan Raja Belgia, Raja Philippe, di Istana Laeken pada Minggu sore, 13 Juli 2025.

"Jadi beliau berada di luar Brussels. Beliau pulang untuk menerima saya. Dan ya, akhirnya demikian ya, bahwa kadang-kadang memang capek," sebut dia.

"Kita banyak keliling di luar negeri. Tapi hal-hal itu kadang-kadang harus ada pendekatan langsung," lanjut Prabowo.

Meskipun terasa padat perjalanannya, Prabowo mengatakan pendekatan kepada pemimpin-pemimpin luar negeri tetap harus dilaksanakan.

"Pendekatan personal antara pemimpin-pemimpin. Sehingga mereka juga paham dan mereka ada trust, ada kepercayaan, akhirnya lancar," sambung dia.

Pencapaian ini, dikatakannya Prabowo, merupakan pencapaian yang diteruskan dari pemimpin Jokowi sebelumnya.

"Dan Indonesia ya, saya meneruskan tradisi Indonesia sebagai negara non-blok non-align. Kita terkenal bahwa kita tidak mau ikut blok mana pun. Kita ikut di BRICS dari kepentingan ekonomi," kata Prabowo.

"Tapi kita ikut juga di OECD, ya, yang itu adalah kumpulan negara-negara maju yang dipimpin Barat."

"Kita juga mendaftar di CPTPP yang dipimpin Jepang dan sebagainya. Kita ikut juga di IPF, Indo-Pacific Economic Forum, yang dipimpin juga oleh negara-negara pro-Barat," lanjut dia.

Prabowo lalu menekankan, hal ini merupakan komitmennya sehingga Indonesia dapat diterima semua pihak.

"Jadi kita benar-benar diterima oleh semua pihak bahwa Indonesia netral, Indonesia menghormati semua negara, Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, Indonesia tidak mau campur tangan dengan urusan dalam negeri negara mana pun," tegas dia.

"Ya, capeknya diundang-undang dan diminta tolonglah. Indonesia kita juga diharapkan untuk berperan dalam beberapa peristiwa," tutup dia.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/07/20/202040578/kepada-jokowi-presiden-prabowo-ungkap-pencapaian-pemerintahannya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com