Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah YouTube, Akun Instagram Masjid Jogokariyan Juga Diblokir

Kompas.com, 24 Juni 2025, 13:01 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemblokiran media sosial Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, terus berlanjut.

Setelah akun YouTube mereka diblokir, kini sejumlah akun Instagram milik unit kegiatan masjid—termasuk akun resmi @masjidjogokariyan—ikut tidak bisa diakses.

Baca juga: Akun Youtube Masjid Jogokariyan Yogyakarta Diblokir usai Unggah Konten Dukung Palestina

Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M. Jazir mengatakan awalnya pemblokiran akun Instagram dimulai dari akun Instagram unit mereka.

Akun tersebut adalah Hamas Jogokariyan atau Himpunan Anak-anak Masjid Jogokariyan.

Menurut Jazir akun tersebut berisi konten pengajian anak-anak.

"Pertama yang diblokir dari situ, dari anak-anak Hamas," katanya saat dihubungi Selasa (24/6/2025).

Lanjut Jazir, setelah akun Instagram anak-anak diblokir berdampak pada akun Instagram lainnya seperti @remajamasjidjogokariyan, @kampoengramadhanjogokariyan, hingga akun utama Masjid Jogokariyan, yakni @masjidjogokariyan.

"Dua hari ini (diblokir) mulai dari akunnya anak-anak itu Hamas, terus merembet ke akunnya remaja masjid, lalu merembet ke akun Masjid," kata dia.

Ia menduga pemblokiran dilakukan karena pihak Instagram menilai akun Hamas Jogokariyan berafiliasi dengan Hamas Palestina.

"Katanya beberapa kali sudah diberi warning, jadi setiap kita unggah acara terkait tokoh Palestina kita diingatkan. Terakhir ada acara dengan Husein gaza pertama Youtubenya di blokir. Ada organisasi Hamas, Himpunan Anak-anak Masjid mungkin ada unggahan Gaza mungkin itu (penyebab)," jelas dia.

Ke depan, ia berencana untuk memikirkan nama akun Instagram lain agar tak kembali diblokir.

Jazir menambahkan, saat ini pengelola Masjid Jogokariyan sedang berusaha untuk mengajukan banding agar pemblokiran dibuka.

"Mungkin nama Hamas akan kita berikan kepanjangannya, tidak kita singkat Hamas," ucap dia.

Baca juga: 21 Tahun Kampoeng Ramadhan Jogokariyan, dari Pasar Jadi Destinasi Kuliner Ikonik

Sebelumnya, Akun resmi YouTube milik Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, dilaporkan telah diblokir oleh pihak YouTube, dengan alasan terafiliasi kelompok ekstrimis. Pemblokiran ini terjadi tak lama setelah akun YouTube itu mengunggah konten mendukung Palestina.

Pengumuman terkait pemblokiran ini disampaikan langsung melalui unggahan di akun Instagram resmi Masjid Jogokariyan. Dalam video yang dibagikan, pihak Masjid Jogokariyan menyebut bahwa kanal mereka dituding melanggar kebijakan YouTube karena dianggap berafiliasi dengan kelompok ekstremis atau kriminal.

“CHANNEL YOUTUBE MASJID JOGOKARIYAN DIBLOKIR?! Setelah bertahun-tahun menyebarkan dakwah, kajian, dan inspirasi umat – channel itu kini tidak bisa lagi diakses,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau