YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Selepas shalat Ashar, tepatnya sekitar pukul 16.00 WIB, Jalan Jogokariyan, Kota Yogyakarta sudah mulai dipadati pelaku usaha makanan.
Mereka berjejer berjualan di sepanjang Jalan Jogokariyan dengan menggunakan gerobak.
Tak hanya itu, meja-meja pun berjejer memanjang dari barat hingga timur Jalan Jogokariyan menawarkan berbagai kudapan.
Di ujung jalan ini, ada gapura bertuliskan Kampoeng Ramadhan Jogokaryan (KRJ), gelaran rutin yang seolah sudah menjadi tradisi setiap Ramadhan.
KRJ berlokasi di sekitar Masjid Jogokariyan, tepatnya di jalan yang menghubungkan antara jalan DI Panjaitan dan Jalan Parangtritis.
Sama seperti KRJ, pemandangan di dalam masjid saat sore hari tak kalah sibuk.
Baca juga: Mengeksplorasi Sajian Kuliner Jabar Saat Ramadhan lewat Cerita
Relawan dan masyarakat bergerak cepat menyajikan ribuan porsi makanan untuk berbuka puasa.
Selama Ramadhan, Masjid Jogokaiyan menyiapkan 3.500 porsi makanan untuk berbuka setiap hari. Menu hari kedua puasa, rendang ayam.
Sejak pukul 16.00 WIB, relawan sudah mulai menata meja di halaman Masjid. Sedangkan di sisi timur Masjid nampak ibu-ibu sibuk mengisi piring dengan nasi, rendang ayam, sambal hijau, dan tak lupa dengan kerupuknya.
Piring yang sudah terisi lalu diletakkan menumpuk pada sebuah besi yang bentuknya hampir mirip rantang. Setidaknya ada lima piring tertumpuk, siap dibawa oleh relawan untuk ditata di meja yang sudah disiapkan.
Sembari para relawan Masjid menata piring, relawan lainnya yang bertugas seperti pembawa acara mengumumkan agar jemaah anak-anak segera masuk ke area Masjid untuk mengikuti kegiatan Masjid berupa mendengarkan kisah-kisah nabi.
"Masjid Jogokariyan menyedikan buka puasa sebanyak 3.500 porsi," ujar Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, Rizqi Rahim saat ditemui di Masjid Jogokariyan, Selasa (12/3/2024).
Bahkan menurut dia pada hari pertama kemarin menu yang disediakan Masjid Jogokariyan habis dan banyak jemaah yang tidak kebagian takjil.
"Kemarin estimasi yang datang ke KRJ ada 8 ribu orang, yang datang ke Masjid lebih dari 3.500," kata dia.
Rizqi berkata, 3.500 porsi makanan berbuka puasa itu disiapkan oleh 27 kelompok ibu-ibu dasawisma. Mereka memasak lauk di rumah masing-masing, sedangkan untuk nasi dimasak di Masjid.