Dia mengatakan, selama pembuatan desain Segoro Amarto, dirinya tidak melakukan intervensi kepada perajin.
“Kita tidak intervensi. Boleh tanya ke kuratornya,” kata dia.
“Kalau ada pesan tertentu, pasti hasilnya mengikuti keinginan wali kota,” imbuh Hasto.
Ia berharap versi Segoro Amarto baru ini bisa dilestarikan ke depannya tanpa ada sentimen terhadap golongan.
“Dulu di Kulon Progo lahir batik Geblek Renteng, itu tidak ada pesan dari saya. Peserta lombanya pun banyak ada 900 lebih, lalu ditentukan juri dan kurator,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang