Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bajaj Maxride Yogyakarta: Tarif, Kapasitas, dan Wilayah Operasinya...

Kompas.com, 22 Mei 2025, 10:26 WIB
Sari Hardiyanto

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini memiliki opsi baru dalam bertransportasi.

Sebuah moda transportasi klasik yang pernah berjaya di Ibu Kota, bajaj, kini hadir dalam versi modern melalui layanan Maxride.

Kendaraan roda tiga ini mulai beroperasi di Yogyakarta sejak 28 April 2025 dan langsung menarik perhatian masyarakat.

Baca juga: Mengenal Bajaj Maxride di Yogyakarta, Tarif Mulai Rp 14.000

City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah, menjelaskan bahwa pemilihan Yogyakarta sebagai lokasi ekspansi didasarkan pada tingginya aktivitas transaksi transportasi daring di kota ini.

“Jadi kita baru running sekitar tiga minggu lah,” kata Bayu saat ditemui di kantor Maxride, Ring Road Utara, Sleman, Selasa (20/5/2025).

Maxride hadir untuk melengkapi sistem transportasi umum yang saat ini masih terbatas, terutama di kawasan pinggiran kota.

“Kita sebenarnya pengen menjadi solusi feeder, dalam arti feeder dari daerah-daerah pinggir atau yang tidak bisa dijangkau oleh mobil atau apa, kita menjadi feeder ke transportasi umum seperti Trans Jogja atau stasiun kereta,” ungkapnya.

Baca juga: Moratorium Pembangunan Hotel di Yogyakarta, Apa Alasannya?

Baca juga: Perjuangan Guru Honorer di Sleman: 12 Tahun Melawan Mafia Tanah, Sertifikat Belum Kembali

Kehadiran bajaj Maxride

City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah saat menunjukan dua unit bajaj.KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA City Manager Maxride dan Maxauto, Bayu Subolah saat menunjukan dua unit bajaj.

Menurut Bayu, meskipun transportasi daring berbasis mobil dan motor sudah tersedia, belum ada aplikasi yang fokus pada kendaraan roda tiga.

Maxride mengisi celah tersebut sekaligus menghidupkan kembali nostalgia bajaj dengan pendekatan modern.

“Jadinya Maxride hadir untuk memberikan kejayaannya kembali pada roda tiga,” tutur Bayu.

Baca juga: Mengapa Pemkot Yogyakarta Melarang Pembangunan Hotel di Sumbu Filosofi? Ini Penjelasannya

Hingga tiga minggu setelah peluncuran, Maxride telah merekrut 50 mitra pengemudi dengan latar belakang beragam, termasuk dari komunitas ojek daring dan becak motor (bentor).

Proses rekrutmen dilakukan dua minggu sebelum peluncuran, disertai sosialisasi ke komunitas transportasi lokal.

“Di Yogya ini kita skemanya rental. Dalam artian mereka kita rekrut sebagai mitra driver, kemudian mereka membayarkan setoran. Rental untuk saat ini Rp 75 ribu per hari,” ujar Bayu.

Baca juga: 6 Bangunan Aset Negara Dirusak Anggota Ormas GRIB Jaya, KAI Rugi Ratusan Juta

Meski unit bajaj masih dimiliki oleh Maxride, pihaknya membuka peluang bagi mitra untuk membeli unit sendiri tanpa kewajiban bekerja eksklusif di platform.

“Kalau beli kan itu kepemilikan mereka. Rental pun itu nggak ada kewajiban juga untuk onbid, karena mereka kan sudah membayar rental,” jelasnya.

Maxride juga membuka peluang investasi bagi masyarakat yang ingin menjadi juragan bajaj. Skema ini telah diterapkan di kota lain seperti Medan dan Makassar.

Tingginya antusiasme bajaj Maxride

Minat masyarakat terhadap Maxride cukup besar.

Hingga saat ini, tercatat 400 orang telah mendaftar sebagai calon driver.

Permintaan layanan pun melonjak, terutama saat hujan.

“Saat ini permintaan per hari itu ada sekitar 3.000 sampai 5.000. Tetapi dengan keterbatasan unit, kita cuman bisa meng-cover sekitar 700 sampai 900 per hari,” ucap Bayu.

Baca juga: Uji Coba Bus Listrik Trans Jogja 2025, Rute, dan Kapasitasnya...

Tarif yang ditawarkan Maxride cukup kompetitif, yakni Rp 14.000 untuk tiga kilometer pertama dan Rp 3.500 untuk kilometer selanjutnya.

Tarif ini berada di antara layanan transportasi motor dan mobil.

“Secara tarif pada umumnya itu kita antara lebih tinggi dikit dari motor, dan di bawahnya mobil. Jadi kita memberikan solusi istilahnya bagi orang yang mau mendapatkan transportasi biar nggak kepanasan, nggak kehujanan tetapi dengan harga yang masih affordable,” jelas Bayu.

Baca juga: Uji Coba Bus Listrik Trans Jogja 2025, Rute, dan Kapasitasnya...

Nyaman, sunyi, dan muat banyak

Selain tidak berisik seperti bajaj zaman dahulu, kendaraan ini bisa mengangkut tiga penumpang dewasa dan muatan barang.

“Ini lebih nyaman, dari sisi kesehatan driver kalau narik nggak masuk angin, kemudian panas, nggak kepanasan, hujan nggak basah juga,” katanya.

Maxride beroperasi 24 jam, memungkinkan driver meraih penghasilan lebih tinggi.

“Semakin banyak mereka (driver) online, penghasilannya makin bagus. Ada kemarin yang sampai 12 jam, itu bisa mencapai Rp 400, Rp 500 ribu,” ujar Bayu.

Penumpang dengan barang bawaan, orang tua dengan anak, hingga masyarakat yang penasaran mencoba bajaj versi baru, menjadi segmen utama layanan ini.

“Kemudian orang penasaran ingin mencoba naik Bajaj. Ada juga pelanggan-pelanggan kita yang bawa barang berat, misalnya ke pasar. Itu tiga segmen kita saat ini,” pungkasnya.

Baca juga: Uji Coba Gratis, Ini Rute Bus Listrik di Medan dan Jam Keberangkatannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau