Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1,5 Juta Kendaraan Mudik ke Yogyakarta, Siap-siap Pengalihan Arus

Kompas.com, 18 Maret 2025, 04:15 WIB
Diamanty Meiliana

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 1,5 juta kendaraan diprediksi masuk ke wilayah Daerah Istimewa (DIY) Yogyakarta di musim libur Lebaran 2025 ini, dengan total perkiraan 6 juta orang pemudik.

Dilansir Kompas.id, Direktur Lalu Lintas Polda DIY Komisaris Besar Yuswanto Ardi mengatakan, prediksi jumlah kendaraan tersebut merupakan akumulasi sepanjang periode mudik berlangsung.

Artinya, jumlah tersebut terpecah mulai 23-30 Maret atau 8 hari, mengingat ada kebijakan bekerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).

Kendati demikian, katanya, diperkirakan puncak arus mudik ke DIY terjadi pada 27-28 Maret 2025.

Baca juga: Estimasi 6 Juta Orang Mudik ke Yogyakarta Saat Lebaran 2025

Sementara itu, Wakapolda DIY Brigadir Jenderal (Brigjen) Adi Vivid mengatakan, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan pergerakan orang saat libur Natal dan Tahun Baru lalu yang mencapai 9 juta orang.

“Yang hadir di Jogja kalau dibandingkan dengan tahun baru kemarin 9 juta, kalau Lebaran prediksinya 6 juta orang, kalau kepadatan lebih jelas padat pada saat tahun baru,” katanya, Senin (17/3/2025).

“Kalau tahun baru tidak ada yang keluar (masyarakat keluar Yogya), kalau Lebaran kan ada juga yang keluar,” katanya menambahkan.

Antisipasi Penyumbatan Lalu Lintas

Yuswanto menjelaskan, salah satu titik yang menjadi perhatian kepolisian pada periode mudik tahun ini adalah arus kendaraan dari Tol Solo-Yogyakarta. Sebab, pintu keluar tol di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, bakal difungsikan mulai 24 Maret.

Pintu keluar di Tamanmartani terhubung dengan Jalan LPMP yang kapasitasnya jauh lebih kecil.

Hal ini berpotensi menyebabkan penyumbatan lalu lintas.

Kepolisian bakal menyiapkan strategi pemecahan arus di Tamanmartani sebagai langkah antisipasi.

Baca juga: Jadwal Buka Tutup Tol Fungsional Solo-Yogyakarta Selama Lebaran 2025

Misalnya, mengimbau pemudik tidak keluar lewat Tamanmartani, tetapi melalui gerbang tol (GT) Prambanan yang terhubung dengan Jalan Nasional Yogyakarta-Solo.

Kepolisian juga memasang kamera dengan fitur penghitung arus kendaraan di Jalan LPMP tersebut.

Jika volume kepadatan lalu lintas telah mencapai rasio 0,7, polisi akan mengalihkan arus.

Larangan Masuk ke Kota Yogyakarta

Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono mengatakan, pada Lebaran 2025 ini, jalan tol fungsional akan mempermudah pemudik masuk ke DIY.

Lanjut Beny, pihaknya bersama kepolisian bakal menerapkan rekayasa lalu lintas selama libur Lebaran.

Baca juga: Potensi Gelombang Tinggi di Perairan Yogyakarta 17-20 Maret 2025, Nelayan dan Wisatawan Harap Waspada

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau