Salin Artikel

1,5 Juta Kendaraan Mudik ke Yogyakarta, Siap-siap Pengalihan Arus

KOMPAS.com - Sebanyak 1,5 juta kendaraan diprediksi masuk ke wilayah Daerah Istimewa (DIY) Yogyakarta di musim libur Lebaran 2025 ini, dengan total perkiraan 6 juta orang pemudik.

Dilansir Kompas.id, Direktur Lalu Lintas Polda DIY Komisaris Besar Yuswanto Ardi mengatakan, prediksi jumlah kendaraan tersebut merupakan akumulasi sepanjang periode mudik berlangsung.

Artinya, jumlah tersebut terpecah mulai 23-30 Maret atau 8 hari, mengingat ada kebijakan bekerja dari mana saja (work from anywhere/WFA).

Kendati demikian, katanya, diperkirakan puncak arus mudik ke DIY terjadi pada 27-28 Maret 2025.

Sementara itu, Wakapolda DIY Brigadir Jenderal (Brigjen) Adi Vivid mengatakan, jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan pergerakan orang saat libur Natal dan Tahun Baru lalu yang mencapai 9 juta orang.

“Yang hadir di Jogja kalau dibandingkan dengan tahun baru kemarin 9 juta, kalau Lebaran prediksinya 6 juta orang, kalau kepadatan lebih jelas padat pada saat tahun baru,” katanya, Senin (17/3/2025).

“Kalau tahun baru tidak ada yang keluar (masyarakat keluar Yogya), kalau Lebaran kan ada juga yang keluar,” katanya menambahkan.

Antisipasi Penyumbatan Lalu Lintas

Yuswanto menjelaskan, salah satu titik yang menjadi perhatian kepolisian pada periode mudik tahun ini adalah arus kendaraan dari Tol Solo-Yogyakarta. Sebab, pintu keluar tol di Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, bakal difungsikan mulai 24 Maret.

Pintu keluar di Tamanmartani terhubung dengan Jalan LPMP yang kapasitasnya jauh lebih kecil.

Hal ini berpotensi menyebabkan penyumbatan lalu lintas.

Kepolisian bakal menyiapkan strategi pemecahan arus di Tamanmartani sebagai langkah antisipasi.

Misalnya, mengimbau pemudik tidak keluar lewat Tamanmartani, tetapi melalui gerbang tol (GT) Prambanan yang terhubung dengan Jalan Nasional Yogyakarta-Solo.

Kepolisian juga memasang kamera dengan fitur penghitung arus kendaraan di Jalan LPMP tersebut.

Jika volume kepadatan lalu lintas telah mencapai rasio 0,7, polisi akan mengalihkan arus.

Larangan Masuk ke Kota Yogyakarta

Sementara itu, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny Suharsono mengatakan, pada Lebaran 2025 ini, jalan tol fungsional akan mempermudah pemudik masuk ke DIY.

Lanjut Beny, pihaknya bersama kepolisian bakal menerapkan rekayasa lalu lintas selama libur Lebaran.

Salah satunya adalah memasang rambu-rambu imbauan kepada masyarakat yang tidak berkepentingan masuk ke Kota Yogyakarta agar tidak masuk ke Kota Yogyakarta.

“Dari timur bisa langsung ke Prambanan, kalau tidak mau ke Kota (Jogja) silakan ambil jalur alternatif ke selatan atau ke utara, tidak perlu masuk ke kota,” jelasnya.

Selain melalui jalur alternatif, pengguna jalan juga bisa memanfaatkan ringroad agar tidak masuk ke Kota Yogyakarta jika tidak berkepentingan.

Untuk operasi Ketupat Progo, Adi Vivid menjelaskan, pada tahun ini berlangsung lebih lama.

Tahun sebelumnya, operasi Ketupat Progo hanya berlangsung 13 hari, namun pada tahun ini mencapai 17 hari.

Operasi Ketupat Progo dimulai pada 23 Maret sampai 8 April 2025 menyesuaikan kebijakan dari pemerintah pusat.

“Kami akan mendirikan 22 pos terdiri dari 17 pos pengamanan, 3 pos pelayanan, 2 pos terpadu. Anggota kami siagakan dalam operasi ini sebanyak 1.932 anggota,” kata dia.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul 1,5 Juta Kendaraan Mudik ke DIY, Polisi Siapkan Rekayasa di Pintu Tol Kalasan

(Penulis: Wisang Seto Wisanggeni I Editor: Ferril Dennys)

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/03/18/041500578/1-5-juta-kendaraan-mudik-ke-yogyakarta-siap-siap-pengalihan-arus

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com