YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan melakukan uji coba rekayasa lalu lintas sistem satu arah di Plengkung Nirbaya, yang lebih dikenal dengan sebutan Plengkung Gading, mulai 10 Maret 2025.
Uji coba ini direncanakan berlangsung selama satu bulan.
Rekayasa lalu lintas satu arah ini bertujuan untuk mengurangi dan mencegah deformasi yang semakin meluas di area Plengkung Nirbaya.
Baca juga: Wacana Penutupan Plengkung Gading, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sistem satu arah (SSA) ini hanya memperbolehkan kendaraan melintas dari utara (dalam beteng) menuju selatan (luar beteng).
Nantinya, arus lalu lintas dari Jalan M.T. Haryono, DI Panjaitan, dan Mayjend Sutoyo tidak akan diizinkan untuk masuk ke Plengkung Nirbaya yang terletak di Jalan Gading.
Uji coba ini akan diberlakukan setiap hari, dengan waktu operasional dari pukul 07.00 WIB hingga 09.00 WIB dan 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.
“Kami berharap seluruh pengguna jalan dapat menyesuaikan diri dengan peraturan lalu lintas yang berlaku, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, mengikuti petunjuk dari petugas di lapangan, serta mengutamakan keselamatan saat berkendara,” ujar Rizki Budi Utomo, Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan DIY, dalam keterangannya, Jumat (7/3/2025).
Baca juga: Jika Plengkung Gading Jogja Ditutup, Arus Lalu Lintas Dialihkan Lewat Mana?
Baca juga: Keraton Yogyakarta Gugat Rp 1.000 ke PT KAI soal Lahan di Stasiun Tugu, Apa yang Diminta?
Warga Yogyakarta saat melintas si Plengkung Gading, Kota Yogyakarta, Senin (21/1/2025)
Selama penerapan sistem satu arah ini, pengawasan terhadap kendaraan yang melewati area Plengkung Nirbaya akan diperketat.
“Larangan keras akan diberlakukan terhadap bus pariwisata atau kendaraan sejenis yang melebihi batas tinggi yang diperbolehkan untuk melintas di kawasan Plengkung Nirbaya,” tambahnya.
Sebelumnya, pada 27 Februari 2025, Rizki menjelaskan bahwa percobaan rekayasa lalu lintas ini bertujuan untuk mengatur arus lalu lintas dari utara menuju selatan.
"Kalau akses masuk masih bisa menggunakan akses lain, dari timur, barat, utara, tengara juga bisa," ungkapnya.
Baca juga: Ramai soal Plengkung Gading Ditutup, Keraton Yogyakarta: Bagian Sumbu Filosofi
Ia juga menambahkan bahwa untuk jalur dari selatan ke utara, nantinya akan ditempatkan petugas dan dipasang penutup water barrier.
Rizki menjelaskan bahwa uji coba rekayasa lalu lintas ini dilakukan karena arus lalu lintas dari sisi dalam benteng, yaitu dari utara, lebih banyak dibandingkan dengan arus dari sisi luar benteng atau selatan.
"Ada (datanya) tapi saya tidak terlalu hafal, sudah kita survei. Sebenarnya skema aslinya itu traffic calming, atau membatasi. Membatasi itu kan bisa dengan satu arah dulu," jelasnya.
Baca juga: Kasus Miras Oplosan di Bantul: 2 Wanita Tewas dan Tanggapan Pemkab...
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang