"Awal itu kami merumuskan tema besar untuk Ramadhan tahun ini. Untuk kegiatan Ramadhan di Kampus (RDK), tema besarnya adalah Ramadhan Berdaya, pembangunan yang inklusif dan sebagainya," ujarnya.
Yusuf menyampaikan tema besar tersebut kemudian dirumuskan untuk tema-tema turunannya, terkait dengan ekonomi, pendidikan, infrastruktur, dan aspek-aspek lain.
Setelah merumuskan tema tersebut, kemudian mencari pembicara yang memiliki kapasitas untuk memberikan materi sesuai dengan tema tersebut.
"Kami juga membuat TOR, jadi setiap tema itu pasti ada term of reference-nya. Apa yang menjadi dasar pemilihan tema, apa yang kami harapkan topik yang dibawakan oleh pembicara. Itu yang kami berikan kepada pembicara dan diharapkan pembicara itu berpegangan kepada TOR yang kami berikan," ucapnya.
Baca juga: Jawaban Lucu Ganjar Saat Ditanya Puan di Ceramah Masjid Kampus UGM
Di sisi lain, Yusuf menjelaskan bahwa kegiatan Ramadhan Di Kampus (RDK) UGM sudah berlangsung puluhan tahun.
RDK menjadi tradisi yang sampai saat ini masih terus dirawat.
"Kami mengidamkan masjid ini bukan hanya menjadi satu ruang terbangunnya spiritualitas, tetapi juga terbangunnya intelektualitas," ujarnya.
Sehingga, topik-topik yang diusung dalam RDK UGM ini tidak hanya berkaitan dengan teologi keagamaan Islam, tetapi juga berkaitan dengan aspek sosial kemasyarakatan.
"Kalau melihat keseluruhan mulai topik besarnya sampai dengan topik turunannya itu menunjukkan bahwa kami memiliki upaya dan harapan membangun dua aspek tadi, spiritualitas dan intelektualitas," ucapnya.
Baca juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Bahaya Sentralisasi, Dorong Kemandirian Daerah
Pemilihan pembicara untuk mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM dilakukan secara ketat dan melihat berbagai hal.
Bahkan, saat Pilpres atau pun Pilkada, Masjid Kampus UGM tidak mengundang tokoh-tokoh yang mencalonkan diri.
"Tahun lalu, Pak Mahfud, Pak Ganjar, Pak Anies tidak kami undang, karena kami tidak ingin bicara politik praktis. Harus bisa dibedakan politik praktis dengan pendidikan politik. Ini bukti bahwa kami tidak mengajarkan politik praktis bahwa tahun lalu kami tidak mengundang kontestan Pemilu, termasuk kontestan Pilkada," ungkapnya.
Namun demikian, ketika ada pendidikan politik yang disampaikan oleh pembicara dalam mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM, Yusuf melihatnya sebagai hal yang wajar.
"Bahwa kemudian ada pendidikan politik dalam materi yang disampaikan pembicara menurut saya wajar dan itu in line dengan harapan kami menjadi satu media membangun nalar kritis," ucapnya.
"Kami sekali lagi dalam memilih pembicara itu berdasarkan kapasitas beliau terhadap topik yang kami usulkan," ujar Ketua Takmir Masjid Kampus UGM Mohamad Yusuf.
Baca juga: Banyak Terjadi PHK Massal, Ganjar: Kita Harus Gercep