Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Warung Bu Spoed, Ikon Kuliner Murah dan Legendaris di Yogyakarta, sejak 1920

Kompas.com, 28 Januari 2025, 13:37 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kota Yogyakarta seakan tak pernah kehabisan tempat untuk wisata kuliner.

Warung Bu Spoed yang berada di Jalan Ibu Ruswo, Kota Yogyakarta salah satunya. 

Warung yang telah berdiri sejak 1920 tersebut menghadirkan sampai 50 lebih menu makanan tiap harinya.

Harganya pun tergolong miring, nasi dengan satu jenis sayur dijual Rp 8.000 sedangkan nasi menggunakan 2 jenis sayur Rp 9.000.

Baca juga: 5 Negara yang Memiliki Kuliner Berbahan Dasar Serangga, Mana Saja?

Generasi ketiga penerus warung Bu Spoed, Elly (63) mengatakan, awalnya warung Bu Spoed didirikan oleh nenek dan kakeknya pada 1920.

Dulu eyangnya berjualan pada sore hari dengan menu yang terbatas di sekitar Jalan Ibu Ruswo. 

"Dulu kalau buka sore jam 17.00, sekarang buka sampai pagi. Dulu jualannya gak selengkap sekarang," ujarnya ditemui di Warung Bu Spoed, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: 9 Tempat Kuliner di Yogyakarta yang Harganya Terjangkau


Baca juga: 5 Destinasi Wisata Kuliner di Indonesia yang Wajib Dicoba

Mempertahankan resep turun temurun

Warung Bu Spoed di Kota Yogyakarta yang sudah berdiri sejak 1920, dengan menu andalan Terik Daging dan Lombok Kethok, Selasa (28/1/2025)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Warung Bu Spoed di Kota Yogyakarta yang sudah berdiri sejak 1920, dengan menu andalan Terik Daging dan Lombok Kethok, Selasa (28/1/2025)

Elly mengatakan, sejak dulu Warung Bu Spoed melayani warga sekitar.

Namun, dia mendengar cerita saat eyangnya berjualan, sempat pihak Keraton Yogyakarta akan memborong masakannya, tetapi ditolak.

"Cuman aku dengar-dengar itu dulu dari keraton mau memborong semua masakan. Tapi, simbah itu enggak boleh, karena di depan masih banyak (pelanggan)," katanya.

Baca juga: Mengenal Rawon, Kuliner Jawa Timur yang Disebut Sup Terenak Se-Asia Versi TasteAtlas

Elly mulai melanjutkan usaha leluhurnya ini sejak 2010.

Menurut dia, warung yang dirintis oleh leluhurnya tersebut dapat berdiri hingga satu abad karena tetap menggunakan resep-resep lama.

"Jangan sampai putus, kalau bisa tetap dilanjutkan. Resep turun temurun," katanya.

Baca juga: Bisnis Makanan Kaesang Pangarep, dari Kedai Kopi hingga Kuliner Ayam

Ada dua menu makanan yang menjadi andalan Warung Bu Spoed yaitu Terik Daging dan Lombok Kethok.

Lombok Kethok kata dia adalah semacam oseng-oseng yang menggunakan cabai dipotong panjang-panjang ditambah potongan tempe.

"Tempenya itu lebih sedikit dibanding lombok, ciri khasnya Warung Bu Spoed itu Terik Daging dan Lombok Kethok," katanya.

Baca juga: 10 Kuliner Bandung yang Paling Dicari Wisatawan

Masih dimasak dengan cara tradisional

Warung Bu Spoed di Kota Yogyakarta yang sudah berdiri sejak 1920, dengan menu andalan Terik Daging dan Lombok Kethok, Selasa (28/1/2025)KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Warung Bu Spoed di Kota Yogyakarta yang sudah berdiri sejak 1920, dengan menu andalan Terik Daging dan Lombok Kethok, Selasa (28/1/2025)

Dia menambahkan, menu masakan masih dimasak dengan cara tradisional, memasaknya masih menggunakan arang.

Sebelum masakan dihidangkan, Elly selalu mengecek rasanya sebelum disajikan.

"Total karyawan ada 8, total menu tiap harinya 50 lebih," katanya lagi.

Baca juga: Cerita di Balik Acara Fun Bike HUT Yogyakarta Mendadak Batal: Sejak Pagi Sudah Siap, tetapi...

Saat libur panjang, seperti akhir pekan saat ini, warungnya dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah seperti Jakarta, dan Surabaya.

Ditambah lagi pada era digital ini mempermudah untuk mempromosikan melalui media sosial. Bahkan warungnya sempat beberapa kali dikunjungi oleh Youtuber dan food vlogger.

Mudahnya informasi saat ini berimbas kepada warung Bu Spoed, dengan mudahnya informasi warung Bu Spoed dikunjungi artis-artis ibu kota.

"Sering kok dikunjungi pernah Pak Butet, Sophia Latjuba juga pernah," ucapnya.

Baca juga: Gerakan Wisata Bersih di Pantai Parangtritis Yogyakarta, Apa Itu?

Bagi wisatawan yang ingin wisata kuliner ke Ibu Spoed tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Satu porsi nasi dan dua jenis sayur dibanderol Rp 9.000.

"Gak mahal-mahal kok, gak pernah naikin harga untuk orang luar (wisatawan)," ucapnya.

Elly membagikan kunci agar mampu bertahan berjualan kuliner.

Menurut dia yang terpenting adalah jangan pernah mengurangi takaran bumbu masakan.

"Jangan pernah mengurangi bumbu, aku juga bilang ke anak-anak jangan kurangi bumbu. Rasa harus dijaga, yang masak memang bukan saya tapi sebelum keluar masakan saya cicipi dulu," pungkasnya.

Baca juga: Lupa Matikan Tungku, 3 Rumah di Lereng Gunung Argopuro Terbakar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau