Salin Artikel

Mengenal Warung Bu Spoed, Ikon Kuliner Murah dan Legendaris di Yogyakarta, sejak 1920

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kota Yogyakarta seakan tak pernah kehabisan tempat untuk wisata kuliner.

Warung Bu Spoed yang berada di Jalan Ibu Ruswo, Kota Yogyakarta salah satunya. 

Warung yang telah berdiri sejak 1920 tersebut menghadirkan sampai 50 lebih menu makanan tiap harinya.

Harganya pun tergolong miring, nasi dengan satu jenis sayur dijual Rp 8.000 sedangkan nasi menggunakan 2 jenis sayur Rp 9.000.

Generasi ketiga penerus warung Bu Spoed, Elly (63) mengatakan, awalnya warung Bu Spoed didirikan oleh nenek dan kakeknya pada 1920.

Dulu eyangnya berjualan pada sore hari dengan menu yang terbatas di sekitar Jalan Ibu Ruswo. 

"Dulu kalau buka sore jam 17.00, sekarang buka sampai pagi. Dulu jualannya gak selengkap sekarang," ujarnya ditemui di Warung Bu Spoed, Selasa (28/1/2025).

Elly mengatakan, sejak dulu Warung Bu Spoed melayani warga sekitar.

Namun, dia mendengar cerita saat eyangnya berjualan, sempat pihak Keraton Yogyakarta akan memborong masakannya, tetapi ditolak.

"Cuman aku dengar-dengar itu dulu dari keraton mau memborong semua masakan. Tapi, simbah itu enggak boleh, karena di depan masih banyak (pelanggan)," katanya.

Elly mulai melanjutkan usaha leluhurnya ini sejak 2010.

Menurut dia, warung yang dirintis oleh leluhurnya tersebut dapat berdiri hingga satu abad karena tetap menggunakan resep-resep lama.

"Jangan sampai putus, kalau bisa tetap dilanjutkan. Resep turun temurun," katanya.

Ada dua menu makanan yang menjadi andalan Warung Bu Spoed yaitu Terik Daging dan Lombok Kethok.

Lombok Kethok kata dia adalah semacam oseng-oseng yang menggunakan cabai dipotong panjang-panjang ditambah potongan tempe.

"Tempenya itu lebih sedikit dibanding lombok, ciri khasnya Warung Bu Spoed itu Terik Daging dan Lombok Kethok," katanya.

Dia menambahkan, menu masakan masih dimasak dengan cara tradisional, memasaknya masih menggunakan arang.

Sebelum masakan dihidangkan, Elly selalu mengecek rasanya sebelum disajikan.

"Total karyawan ada 8, total menu tiap harinya 50 lebih," katanya lagi.

Saat libur panjang, seperti akhir pekan saat ini, warungnya dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah seperti Jakarta, dan Surabaya.

Ditambah lagi pada era digital ini mempermudah untuk mempromosikan melalui media sosial. Bahkan warungnya sempat beberapa kali dikunjungi oleh Youtuber dan food vlogger.

Mudahnya informasi saat ini berimbas kepada warung Bu Spoed, dengan mudahnya informasi warung Bu Spoed dikunjungi artis-artis ibu kota.

"Sering kok dikunjungi pernah Pak Butet, Sophia Latjuba juga pernah," ucapnya.

Bagi wisatawan yang ingin wisata kuliner ke Ibu Spoed tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Satu porsi nasi dan dua jenis sayur dibanderol Rp 9.000.

"Gak mahal-mahal kok, gak pernah naikin harga untuk orang luar (wisatawan)," ucapnya.

Elly membagikan kunci agar mampu bertahan berjualan kuliner.

Menurut dia yang terpenting adalah jangan pernah mengurangi takaran bumbu masakan.

"Jangan pernah mengurangi bumbu, aku juga bilang ke anak-anak jangan kurangi bumbu. Rasa harus dijaga, yang masak memang bukan saya tapi sebelum keluar masakan saya cicipi dulu," pungkasnya.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2025/01/28/133746778/mengenal-warung-bu-spoed-ikon-kuliner-murah-dan-legendaris-di-yogyakarta

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com