Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Jejak Macan di Gunungkidul, Fakta atau Mitos?

Kompas.com, 8 Januari 2025, 15:34 WIB
Wijaya Kusuma,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta meragukan bahwa jejak hewan yang ditemukan di Kalurahan Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan jejak macan.

Hal ini berdasarkan analisis yang dilakukan oleh Pengendalian Ekosistem Hutan BKSDA Yogyakarta.

Kepala BKSDA Yogyakarta, Lukita Awang Listyantara, mengatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti informasi mengenai penemuan jejak kaki yang diduga milik macan dengan melakukan koordinasi bersama Sekretaris Kalurahan Grogol, dukuh, dan warga setempat.

"Dari hasil koordinasi diperoleh informasi bahwa warga telah berhasil mendokumentasikan jejak kaki berukuran sekitar 6 cm yang diklaim sebagai jejak kaki macan dewasa," ujar Lukita dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/1/2025).

Baca juga: 13 Cara Mengusir Semut Merah di Rumah dan Halaman


Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Jejak kaki ditemukan di kawasan hutan

Jejak kaki hewan tersebut ditemukan di lahan kas desa dan kawasan hutan yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) DIY.

Petugas Resor Konservasi Wilayah (RKW) Suaka Margasatwa Paliyan juga telah melakukan pengecekan ke lokasi bersama Sekretaris Kalurahan Grogol dan masyarakat setempat.

Namun, dari pengecekan tersebut, jejak yang ada sudah luntur dan tidak terlihat jelas akibat guyuran hujan.

"Berdasarkan hasil analisis dari Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Yogyakarta, masih diragukan jika jejak yang ditemukan tersebut adalah jejak macan," ungkapnya.

Baca juga: Cara Penanganan Hewan Ternak yang Terkena Penyakit Mulut dan Kuku

Lukita menjelaskan bahwa keraguan tersebut didasarkan pada beberapa faktor, termasuk hasil identifikasi dokumentasi jejak yang difoto oleh warga.

"Dari hasil identifikasi dokumentasi warga, jika itu jejak macan, maka bekas kuku tidak tercetak atau tidak terlipat sempurna. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga yang ikut cek di lokasi dan menduga jejak tersebut sebagai jejak kucing hutan," tuturnya.

Proses penelusuran mengenai jejak tersebut masih berlanjut, dan BKSDA Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.

"Kami mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di kebun sendirian dan mengurangi aktivitas di malam hari," jelasnya.

Baca juga: Berikut Ciri-ciri Penyakit Mulut dan Kuku yang Menyerang Hewan Ternak

Penemuan jejak kaki hewan yang diduga mirip macan

Sebelumnya, warga Kalurahan Grogol, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dihebohkan oleh penemuan jejak kaki hewan yang diduga mirip macan.

Kejadian ini pertama kali dilaporkan sekitar dua minggu lalu oleh warga setempat.

Lurah Grogol, Latip Wahyudi, mengungkapkan bahwa informasi awal mengenai kemunculan hewan tersebut berasal dari Padukuhan Gerjo.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau