YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan anugerah Hamengku Buwono IX Award 2024 kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Penganugerahan ini berlangsung dalam rapat terbuka peringatan Lustrum XV dan Dies Natalis ke-75 UGM, yang diadakan pada Kamis (19/12/2024).
Sekretaris UGM, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, membacakan surat keputusan Rektor UGM mengenai anugerah tersebut.
"Rektor UGM menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan memberikan anugerah Hamengku Buwono IX Award 2024 kepada Prof Haedar Nashir, atas jasa-jasanya dalam bidang pendidikan, sosial, politik, dan kemanusiaan," ujar Andi Sandi saat membacakan surat keputusan tersebut.
Baca juga: Mengenang Prof Ichlasul Amal, Rektor UGM yang Mencintai Lingkungan
Baca juga: Kenangan Prof Ichlasul Amal: Tokoh Reformasi 98, Masjid UGM, dan Tawaran sebagai Menteri
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir saat menemui wartawan usai menerima anugerah Hamengku Buwono IX Award 2024 dari UGM. Penganugerahan ini diberikan dalam rapat terbuka peringatan Lustrum XV dan Dies Natalis ke -75 Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (19/12/2024).
Pemberian anugerah ini dilakukan dalam rangka Dies Natalis ke-75 dan Lustrum XV UGM atas jasa-jasa Haedar Nashir dalam bidang pendidikan, sosial, politik, dan kemanusiaan.
"Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan," tambahnya.
Sementara itu, Prof Haedar Nashir mengucapkan terima kasih kepada UGM atas penghargaan yang diterimanya.
"Saya sungguh memperoleh penghormatan tinggi dari UGM dan dari Keraton atas anugerah Hamengku Buwono IX yang diberikan kepada saya," ungkapnya.
Baca juga: Profil Ova Emilia, Rektor UGM Terpilih Periode 2022-2027
Ia juga mengingat kembali perjalanan studinya di UGM, di mana dirinya menyelesaikan program magister dan doktoral selama enam tahun.
"Selama studi itu, saya betul-betul menghayati komitmen UGM. Jadi terima kasih kepada Bu Rektor dan seluruh jajaran, juga terima kasih kepada Keraton dan semua pihak yang telah memberi saya kesempatan untuk memperoleh anugerah ini," tuturnya.
Haedar menekankan lima nilai dan orientasi yang diperolehnya selama studi di UGM.
Pertama, nilai kebenaran yang berbasis ilmu dan terhubung dengan Pancasila, agama, dan kebudayaan leluhur bangsa.
"Dosen-dosen kami di sini itu begitu keras agar kita menjadi ilmuwan yang berpijak pada kebenaran di mana pun berada," katanya.
Baca juga: Analisis Pakar UGM soal Gua Baru di JJLS Gunungkidul
Kedua, dirinya menyoroti tradisi keilmuan, di mana UGM bukan sekadar kampus akademik, tetapi juga menjadi 'school of thought' atau sekolah pemikiran.