Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fakta Kecelakaan Maut di Ngaliyan Semarang, Kronologi dan Respons Wali Kota

Kompas.com, 22 November 2024, 16:27 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Insiden kecelakaan beruntun melibatkan 13 kendaraan terjadi di Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Semarang, Kamis sore. Kecelakaan yang dipicu oleh rem blong pada truk tronton mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 17.15 WIB ketika truk tronton bernomor polisi B 9674 KXS yang melaju dari arah selatan (BSB Semarang) menuju utara kehilangan kendali di jalan menurun.

Menurut Kapolsek Ngaliyan, Kompol Indra Romantika, dugaan awal menunjukkan bahwa rem truk mengalami kegagalan fungsi.

Baca juga: Rencana Wali Kota Semarang Tanggapi Kecelakaan Maut di Turunan Ngaliyan

"Truk melaju dengan kecepatan tinggi dan mulai kehilangan kendali sebelum akhirnya menghantam kendaraan lain, warung, serta beberapa bangunan di sepanjang jalan," jelas Indra.

Truk menghantam sebuah truk sampah, sejumlah sepeda motor, sebuah mobil Daihatsu Terios, dan bangunan di tepi jalan.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Ngaliyan Semarang, Sanksi Tidak Hanya pada Sopir Truk

Salah satu saksi, Rendi Dimas Maulana, pemilik warung martabak yang terdampak, menceritakan bahwa truk terlihat sengaja diarahkan ke kiri untuk mengurangi korban di jalur utama.

Baca juga: Kecelakaan Ngaliyan Semarang, Hendrik Nyaris Ditabrak Truk Besar Saat Telepon

Korban tewas

Korban meninggal dunia di lokasi kejadian adalah Anis Yuliana (30), mahasiswa asal Pati.Rukoyah (41), karyawan swasta asal Semarang.

Keduanya mengalami cedera kepala berat. Sementara itu, 11 korban lainnya yang mengalami luka-luka, termasuk luka ringan hingga berat, dilarikan ke RSUP Dr. Kariadi, RSUD Tugurejo, dan RS Permata Medika. Berikut adalah daftar korban lainnya. 

Baca juga: Total Korban Kecelakaan Maut di Ngaliyan Semarang 13 Orang, ini Daftarnya

Dede Sufian, Kuswanto, Ade Kurnia Sari, Rafif Alvin Tegar Santosa, Angger Firmansyah, M. Aditya Prakoso, Melina Isna Rahmadhani, Ngalal Amri Ma'aruf, Dewi Khofifah, Amir Tajrid, dan Sukmawati.

Kerugian material akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp 100 juta, mencakup kerusakan kendaraan, warung, dan bangunan di sekitar lokasi.

Respons wali kota

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi, menyatakan pihaknya tengah memeriksa kondisi truk dan kelalaian pengemudi.

“Kami mendalami penyebab rem blong serta memeriksa dokumen dan kelayakan operasional truk,” jelas Yunaldi.

Sementara itu,  Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu mengumumkan rencana untuk mengkaji kondisi turunan Silayur di Ngaliyan.

"Kami minta kaji agar di-landaikan seperti Jalan Hanoman," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat ditemui di SMKN 7 Semarang pada Jumat (22/11/2024).

Dia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah berulang kali mengingatkan pengusaha untuk tidak melintasi jalan tersebut pada jam-jam sibuk.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau