Salin Artikel

Sederet Fakta Kecelakaan Maut di Ngaliyan Semarang, Kronologi dan Respons Wali Kota

KOMPAS.com - Insiden kecelakaan beruntun melibatkan 13 kendaraan terjadi di Jalan Prof. Hamka, Ngaliyan, Semarang, Kamis sore. Kecelakaan yang dipicu oleh rem blong pada truk tronton mengakibatkan dua korban meninggal dunia dan 11 lainnya mengalami luka-luka.

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 17.15 WIB ketika truk tronton bernomor polisi B 9674 KXS yang melaju dari arah selatan (BSB Semarang) menuju utara kehilangan kendali di jalan menurun.

Menurut Kapolsek Ngaliyan, Kompol Indra Romantika, dugaan awal menunjukkan bahwa rem truk mengalami kegagalan fungsi.

"Truk melaju dengan kecepatan tinggi dan mulai kehilangan kendali sebelum akhirnya menghantam kendaraan lain, warung, serta beberapa bangunan di sepanjang jalan," jelas Indra.

Truk menghantam sebuah truk sampah, sejumlah sepeda motor, sebuah mobil Daihatsu Terios, dan bangunan di tepi jalan.

Salah satu saksi, Rendi Dimas Maulana, pemilik warung martabak yang terdampak, menceritakan bahwa truk terlihat sengaja diarahkan ke kiri untuk mengurangi korban di jalur utama.

Korban tewas

Korban meninggal dunia di lokasi kejadian adalah Anis Yuliana (30), mahasiswa asal Pati.Rukoyah (41), karyawan swasta asal Semarang.

Keduanya mengalami cedera kepala berat. Sementara itu, 11 korban lainnya yang mengalami luka-luka, termasuk luka ringan hingga berat, dilarikan ke RSUP Dr. Kariadi, RSUD Tugurejo, dan RS Permata Medika. Berikut adalah daftar korban lainnya. 

Dede Sufian, Kuswanto, Ade Kurnia Sari, Rafif Alvin Tegar Santosa, Angger Firmansyah, M. Aditya Prakoso, Melina Isna Rahmadhani, Ngalal Amri Ma'aruf, Dewi Khofifah, Amir Tajrid, dan Sukmawati.

Kerugian material akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp 100 juta, mencakup kerusakan kendaraan, warung, dan bangunan di sekitar lokasi.

Respons wali kota

Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Kasat Lantas Polrestabes Semarang, AKBP Yunaldi, menyatakan pihaknya tengah memeriksa kondisi truk dan kelalaian pengemudi.

“Kami mendalami penyebab rem blong serta memeriksa dokumen dan kelayakan operasional truk,” jelas Yunaldi.

Sementara itu,  Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryati Rahayu mengumumkan rencana untuk mengkaji kondisi turunan Silayur di Ngaliyan.

"Kami minta kaji agar di-landaikan seperti Jalan Hanoman," ujar Mbak Ita, sapaan akrabnya, saat ditemui di SMKN 7 Semarang pada Jumat (22/11/2024).

Dia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah berulang kali mengingatkan pengusaha untuk tidak melintasi jalan tersebut pada jam-jam sibuk.

"Itu sudah berkali-kali disampaikan, namanya pengusaha bandel," ucapnya.

Kesaksian dan kejadian

Wanto, pengemudi truk sampah yang juga menjadi korban, mengatakan bahwa truknya terseret hingga 20 meter. "Truk saya dihantam dari belakang, dan beberapa motor ikut terseret," ujarnya.

Sementara itu, Rendi, pemilik warung martabak yang rusak parah, merasa bersyukur karena dirinya dan teman-temannya selamat. "Yang penting kami selamat. Soal warung, nanti kami pikirkan lagi," katanya.

Kecelakaan ini kembali menyoroti pentingnya pemeriksaan kelayakan kendaraan berat, terutama pada jalan-jalan dengan kontur menurun. Pengguna jalan juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di jalur rawan seperti turunan Silayur.

Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di masa mendatang.

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/11/22/162714478/sederet-fakta-kecelakaan-maut-di-ngaliyan-semarang-kronologi-dan-respons

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com