YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, warga Gunungkidul, DI Yogyakarta, terlihat sibuk mencari ulat dan kepompong dari pohon jati serta trembesi, yang juga dikenal dengan nama pohon johar.
Harga per kilogram untuk kedua jenis hasil panen ini mencapai ratusan ribu Rupiah.
Baca juga: Ungkrung Ulat Jati, Kuliner Ekstrem Gunungkidul pada Awal Musim Hujan
Di Padukuhan Mokol, Kalurahan Selang, Kapanewon Wonosari, suasana sejuk yang disertai mendung tipis menyambut para pencari ulat.
Beberapa ibu-ibu tampak mengacak tumpukan daun kering, dan di antara daun tersebut, mereka menemukan kepompong serta ulat.
Beberapa ulat bahkan terlihat turun dari pohon untuk berhibernasi menjadi kepompong, yang kemudian diambil dan dimasukkan ke dalam wadah plastik.
"Sudah sejak beberapa hari ini mencari. Baru coba-coba nyari karena kalau beli mahal katanya," ujar Ratih, seorang warga Mokol, pada Senin (16/11/2024).
Di kebun, Ratih tidak lupa membawa obat nyamuk bakar untuk mengusir nyamuk yang cukup banyak.
Dengan cekatan, ia mengambil kepompong berwarna coklat dan ulat berwarna hitam.
"Nanti dicuci bersih menggunakan air panas, dan dimasak bacem. Tinggal digoreng saja," tambahnya.
Suroso, warga lainnya, menjelaskan bahwa selain ulat dan kepompong jati, saat ini mereka juga sedang panen ulat dan kepompong dari pohon trembesi.
Ia menjelaskan bahwa perbedaan antara kepompong ulat pohon trembesi dan jati terletak pada warna kepompongnya yang hijau dan cara pengambilan yang harus dari atas pohon.
"Jadi harus mengambil dari atas pohon, kadang harus mengambil rantingnya. Dikonsumsi sendiri kan hanya setahun sekali, kalau banyak ya dijual," kata Suroso.
Ia juga menambahkan, "Tahun lalu tidak sebanyak tahun ini." Menurutnya, cara mengolah ulat dan kepompong dari kedua jenis pohon ini tidak jauh berbeda, namun ia mengakui bahwa kepompong ulat jati memiliki rasa yang lebih enak.
"Tahun lalu tidak sebanyak tahun ini." ucap Suroso.
Baca juga: Teror Ulat Bulu Hantui Warga Borobudur Magelang
Warga lainnya, Nazhwa mengatakan, ia memasak kepompong ulat trembesi yang ia cari pagi tadi.
"Untuk lauk sehari ini lumayan. Infonya kalau beli per kilogramnya untuk yang jati bisa tembus Rp 100.000," kata Nazhwa.
Kompas.com sempat mencicipi kepompong ulat trembesi, dan rasanya gurih meskipun sedikit alot.
Namun, memang diakui bahwa kepompong ulat jati memiliki rasa yang lebih gurih.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang