YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Massa santri dari berbagai pondok pesantren (ponpes) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memenuhi halaman Mapolda DIY, Selasa (29/10/2024).
Para santri ini mengelar aksi terkait kasus penganiayaan dan penusukan santri yang terjadi di Brontokusuman, Kota Yogyakarta, DIY belum lama ini. Selain itu juga terkait peredaran miras yang semakin masif di DIY.
Sekitar pukul 08.30 WIB para santri dari berbagai ponpes di DIY mulai datang ke Mapolda DIY. Para santri datang dengan mengendarai sepeda motor hingga bus.
Baca juga: Update Kasus Penganiayaan Santri di Yogyakarta, 3 Pelaku Kembali Ditangkap
Para santri ini kemudian berkumpul di depan Mapolda DIY.
Selain para santri, hadir pula Banser, Pagar Nusa, Fatayat, Ansor, dan pejabat PWNU DIY.
Mereka kemudian memenuhi halaman depan Mapolda DIY.
Hadir langsung menemui para santri, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan.
Baca juga: Ponpes Sabilussalam di Tasikmalaya Kebakaran, Santri Mengungsi, Kitab Habis Terbakar
Baca juga: 4 Kontroversi soal Ponpes Al Zaytun, Apa Saja?
Ketua PWNU DIY KH. Zuhdi Muhdlor mengaku datang ke Mapolda DIY untuk unjuk rasa cinta kepada Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan.
"Ketika kita berada pada suasana peringatan Hari Santri tahun 2024 ada peristiwa yang cukup menyakitkan," ujarnya di Mapolda DIY, Senin (29/10/2024).
Dirinya mengapresiasi pihak kepolisian yang sigap menangkap para pelaku penganiayaan terhadap santri belum lama ini.
"Kita ingin Yogyakarta aman, aman bagi semuanya. Bagi seluruh suku, bangsa yang ada di DIY, bukan untuk kita-kita yang asli orang Yogyakarta, tapi semuanya yang berasal dari seluruh nusantara aman di Yogyakarta," ucapnya.
Baca juga: Abdul Muti Bocorkan Agenda 100 Hari Kerja, Tingkatkan Gaji Guru
Dalam kesempatan yang sama Ketua GP Ansor DIY, Abdul Muiz selaku koordinator umum Aksi Solidaritas Santri Bergerak menyampaikan aksi ini merupakan bentuk keresahan atas peristiwa penganiayaan dan penusukan santri yang terjadi di Brontokusuman.
Selain itu juga keprihatinan terkait peredaran miras yang semakin masif dan memicu terjadinya kriminalitas.
"Tidak ada tempat bagi kekerasan di masyarakat dan kami tidak akan tinggal diam hingga semua pelaku menerima hukuman yang setimpal," katanya sewaktu orasi.
Baca juga: 2 Pelaku Penusukan dan Penganiayaan Santri di Yogyakarta Ditangkap
Muiz mengatakan, aksi ini bukan persoalan politik. Sehingga jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan-pentingan politik.