Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Sleman, Harda Sebut Tekan Angka Kelahiran, Kustini Kembangkan Ekonomi Kreatif

Kompas.com, 27 Oktober 2024, 21:55 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Debat perdana Pilkada calon Bupati Sleman berlangsung pada Minggu (27/10/2024).

Dalam debat ini, panelis mengajukan berbagai pertanyaan, salah satunya mengenai strategi untuk meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman.

Calon Bupati Sleman nomor urut 2, Harda Kiswaya, mengungkapkan rencananya untuk meningkatkan PDRB dengan fokus pada beberapa aspek.

Ia menekankan pentingnya mempermudah perizinan, menarik investor, dan menekan angka kelahiran.

“PDRB ini yang harus kami lakukan pertama untuk menumbuhkan ekonomi agar investasi jalan, perizinan mudah, dan biaya tidak tinggi,” kata Harda, Minggu.

Baca juga: Dibacok Kelompok Bermotor di Sleman, Pria Asal Pemalang Gagal Ikut Tes CPNS

Harda menambahkan, jika terpilih, ia akan berusaha meratakan pertumbuhan ekonomi di desa dan perkotaan dengan menarik investasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah.

Ia juga menekankan bahwa menekan angka kelahiran adalah langkah penting untuk memastikan PDRB tidak tertekan oleh pertumbuhan populasi yang cepat.

“Yang paling penting bagaimana pertumbuhan penduduk bisa ditekan sehingga nantinya berkaitan dengan pertumbuhan ini (PDRB) tidak dikurangi oleh beban dengan tumbuhnya warga yang dari tahun ke tahun bertambah,” ucap dia.

Harda mengatakan, jika angka pertumbuhan penduduk dapat ditekan, maka beban Pemerintah Kabupaten Sleman dapat dialihkan ke sektor lain.

“Untuk PDRB ini agar terus tumbuh, angka kelahiran harus ditekan, agar beban dari daerah bisa berkurang,” beber dia.

Ia juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur untuk memperlancar jaringan distribusi barang dan jasa.

Di sisi lain, calon Bupati Sleman nomor urut 1, Kustini Sri Purnomo, menuturkan bahwa peningkatan PDRB Sleman dapat dicapai melalui berbagai cara.

Ia menyoroti Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sleman yang tinggi sebagai peluang untuk mengembangkan ekonomi kreatif.

Baca juga: Kekeringan Meluas di Sleman, BPBD Salurkan Air Bersih ke Banyurejo

“Seperti kita tahu Sleman IPM-nya tinggi. Oleh karena itu, ke depan kami kembangkan ekonomi kreatif untuk meningkatkan PDRB kami,” ucap dia.

Kustini juga menambahkan bahwa pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat, peningkatan kesejahteraan petani, dan pengembangan sektor perdagangan serta UMKM di Sleman merupakan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan PDRB.

“Juga meningkatkan kesejahteraan petani, mengembangkan sektor perdagangan dan memperkuat pemasaran yang ada di Sleman, sekaligus mengembangkan UMKM di Sleman yang jumlahnya 110.000,” beber dia.

Untuk meningkatkan UMKM, Kustini siap memberikan bantuan kepada UMKM di Sleman berupa pinjaman modal, dan juga bantuan kepada UMKM.

“Ini yang nanti meningkatkan PDRB di Sleman kolaborasi dengan masyarakat agar bisa naik,” tutup Kustini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau