Para pemburu datang dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah dan DIY, seperti Karang Sambung di Kebumen, Wonosari, Kota Yogyakarta, Boyolali, hingga Klaten.
Mereka bergerak ke beberapa bulak yang memiliki luas hingga 30 hektar.
Salah seorang pemburu, Iswanto (33) asal Srumbung, Kabupaten Magelang, mengaku kesulitan berburu tikus di persawahan. Ia baru berhasil menangkap dua tikus dalam setengah jam.
“Kemarin di Sleman, saya dapat delapan tikus dalam satu sesi. Kali ini baru dua,” ujarnya.
Sementara itu, Riwanto (47) mengaku bahwa berburu tikus merupakan hobi sekaligus cara untuk membantu petani.
“Yang penting senang dan bisa membantu para petani,” kata Riwanto.
Ia datang bersama tujuh teman dari Magelang dan tiga dari Sleman sebagai bagian dari komunitas pemburu.
Riwanto menyiapkan senapan angin PCP kaliber 4.5 mm untuk perburuan kali ini.
Ia menyatakan bahwa perburuan tidak mudah karena tikus sangat sensitif dan cepat bersembunyi.
“Lubangnya ada di galangan sawah. Cukup sulit mengejar mereka,” tutup Riwanto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang