Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aliran Selokan Mataram dan Van Der Wijck Dimatikan Sementara, Ini Dampaknya

Kompas.com, 20 September 2024, 15:08 WIB
Wijaya Kusuma,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Aliran Selokan Mataram dan Selokan Van Der Wijck akan dimatikan sementara untuk pemeliharaan.

Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak dimatikannya aliran dua selokan tersebut bagi pertanian.

Baca juga: Penemuan Sepeda Motor dan Pemiliknya yang Jatuh ke Selokan Mataram di Sleman, Polisi: Ada Luka di Kepala

Penutupan aliran selokan Mataram dan Van Der Wijck itu disampaikan oleh Sekretaris Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman Rofiq Andriyanto.

"Untuk perbaikan (aliran) ditutup Van Der Wijck dan Selokan Mataram," ujar Rofiq, Jumat (20/09/2024).

Aliran Selokan Mataram akan dimatikan 1,5 bulan mulai 16 Oktober 2024. Sedangkan aliran Selokan Van Der Wijck akan dimatikan selama 1 bulan dimulai pada 1 Oktober 2024.

"Kebetulan bareng dengan pembangunan tol, kemarin tiang pancang di sekitar Selokan Mataram juga butuh pengeringan, jadi mungkin akan nambah panjang. Selokan Mataram 1,5 (bulan) karena permintaan dari pengelola tol," ucapnya.

Dampak aliran dimatikan

Rofiq menyampaikan, dimatikannya aliran dua selokan tersebut tentu akan ada dampak. Sebab aliran dua selokan tersebut selama ini dimanfaatkan untuk irigasi pertanian.

Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman sudah melakukan langkah antisipasi dimatikanya sementara aliran dua selokan tersebut.

"Tetap ada dampak, karena ini merupakan urat nadi urama kalau terkait irigasi pertanian. Namun kita sudah melakukan langkah antisipasi," tuturnya.

Dikatakan Rofiq, sejak dua bulan lalu, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman sudah menyampaikan kepada gabungan kelompok tani yang selama ini memanfaatkan aliran dua selokan tersebut untuk menata pola tanamnya.

Selain itu Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman juga menyiapkan pompa-pompa air untuk irigasi pertanian.

"Kita sudah siagakan pompa-pompa air di masing-masing wilayah yang mereka tergantung dengan Selokan Mataram maupun Van Der Wijck," ucapnya.

Tak hanya itu, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman juga sedang kembali mengupayakan pembuatan sumur bor.

Rofiq mengungkapkan saat ini sudah ada sebanyak 21 sumur bur dan jumlahnya akan ditambah secara bertahap.

Baca juga: Jasad Bayi Ditemukan di Selokan Mataram, Kondisinya Membusuk dan Tali Pusar Masih Menempel

"Ini kita bertahap, untuk 2023 kemarin kita sudah selesai sekitar 7 unit, ini kita sedang selesaikan 3 unit lagi untuk 2024," tuturnya.

Irigasi sumur bor ini dapat dimanfaatkan oleh para petani disaat aliran Sekolan Mataram ataupun Selokan Van Der Wijck dimatikan dalam rangka pemeliharaan rutin setiap tahun.

"Pada saat ada pemeliharaan yang itu rutin tiap tahun sekitar Oktober -November bisa mengakses sumur bur itu untuk irigasi. Satu titik irigasi sumur bur itu bisa mengairi kurang lebih 20 hektar," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau