Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Kota Yogyakarta Minta Sterilisasi Bong Suwung Ditunda, KAI: Tetap Sesuai Rencana

Kompas.com, 19 September 2024, 18:18 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bong Suwung datangi kantor DPRD Kota Yogyakarta untuk meminta agar legislatif dapat membantu penundaan sterilisasi wilayah mereka.

Wakil Ketua Sementara DPRD Kota Yogyakarta Sinarbiyat Nujanat mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan perwakilan warga Bong Suwung untuk melakukan dialog.

Dalam dialog bersama warga Bong Suwung, Sinar mengatakan, sterilisasi harus mempertimbangkan aspek kemanusiaan, karena warga Bong Suwung juga memiliki hak sebagai warga negara.

Baca juga: KAI Mulai Sterilisasi Bong Suwung 25-26 September

Sinarbiyat mengatakan, setelah dialog pihaknya mengirimkan surat kepada PT KAI untuk menunda sterilisasi Bong Suwung dan meminta mediasi ulang antara masyarakat, Pemerintah DIY, dan pemerintah kota.

“Surat kami kirimkan hari ini, saya sudah menandatangani,” ujar Sinar, Kamis (19/9/2024).

Sinarbiyat mengatakan, mediasi ulang diharapkan warga dapat menyampaikan apa keinginannya dan usulannya, sehingga dapat menemukan jalan tengah dalam rencana sterilisasi Bong Suwung.

“Ketika warga benar-benar dinmnusiakan, saya rasa demo-demo mungkin tidak ada lagi,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Warga Bong Suwung Jati Nugroho mengatakan, pihaknya sudah menerima Surat Peringatan (SP) ke-2 untuk segera mengosongkan area Bong Suwung.

Dia berharap hasil dari dialog dengan DPRD Kota Yogyakarta dapat menunda pemberian SP ke-3 sehingga warga memiliki waktu untuk memikirkan nasib ke depannya.

“Kedatangan kami ke DPRD kota satu rasa kemanusiaan dan keadilan harus dipikirkan, kedua penundaan SP3,” beber Jati.

Di sisi lain, Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan, pihaknya tetap akan melakukan sterilisasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

“KAI Daop 6 akan melakukan tahapan sesuai yang telah direncanakan,” kata dia.

“Sesuai rencana (sterilisasi),” imbuh Krisbi.

Baca juga: KAI Daop 6 Yogyakarta Teruskan Sterilisasi, Warga Bong Suwung Menolak

Sebelumnya, PT KAI DAOP 6 Yogyakarta tetap akan mengosongkan atau sterilisasi area Bong Suwung, yang kini dipenuhi bangunan semi permanen. Rencananya sterilisasi dilakukan pada 25 atau 26 September.

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan setelah berdialog dengan warga Bong Suwung di DPRD DIY, pihaknya memutuskan tetap melakukan sterilisasi dalam waktu dekat.

“Tadi pagi kita sudah ketemu warga Bong Suwung, mediasi di DPRD. KAI tetap akan melanjutkan program sterilisasi stasiun Yogyakarta dengan menertibkan bangunan-bangunan yang masuk di emplasement stasiun (bong suwung),” ujar Kris, Kamis (12/9/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau