Salin Artikel

DPRD Kota Yogyakarta Minta Sterilisasi Bong Suwung Ditunda, KAI: Tetap Sesuai Rencana

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Bong Suwung datangi kantor DPRD Kota Yogyakarta untuk meminta agar legislatif dapat membantu penundaan sterilisasi wilayah mereka.

Wakil Ketua Sementara DPRD Kota Yogyakarta Sinarbiyat Nujanat mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan perwakilan warga Bong Suwung untuk melakukan dialog.

Dalam dialog bersama warga Bong Suwung, Sinar mengatakan, sterilisasi harus mempertimbangkan aspek kemanusiaan, karena warga Bong Suwung juga memiliki hak sebagai warga negara.

Sinarbiyat mengatakan, setelah dialog pihaknya mengirimkan surat kepada PT KAI untuk menunda sterilisasi Bong Suwung dan meminta mediasi ulang antara masyarakat, Pemerintah DIY, dan pemerintah kota.

“Surat kami kirimkan hari ini, saya sudah menandatangani,” ujar Sinar, Kamis (19/9/2024).

Sinarbiyat mengatakan, mediasi ulang diharapkan warga dapat menyampaikan apa keinginannya dan usulannya, sehingga dapat menemukan jalan tengah dalam rencana sterilisasi Bong Suwung.

“Ketika warga benar-benar dinmnusiakan, saya rasa demo-demo mungkin tidak ada lagi,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Warga Bong Suwung Jati Nugroho mengatakan, pihaknya sudah menerima Surat Peringatan (SP) ke-2 untuk segera mengosongkan area Bong Suwung.

Dia berharap hasil dari dialog dengan DPRD Kota Yogyakarta dapat menunda pemberian SP ke-3 sehingga warga memiliki waktu untuk memikirkan nasib ke depannya.

“Kedatangan kami ke DPRD kota satu rasa kemanusiaan dan keadilan harus dipikirkan, kedua penundaan SP3,” beber Jati.

Di sisi lain, Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan, pihaknya tetap akan melakukan sterilisasi sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

“KAI Daop 6 akan melakukan tahapan sesuai yang telah direncanakan,” kata dia.

“Sesuai rencana (sterilisasi),” imbuh Krisbi.

Sebelumnya, PT KAI DAOP 6 Yogyakarta tetap akan mengosongkan atau sterilisasi area Bong Suwung, yang kini dipenuhi bangunan semi permanen. Rencananya sterilisasi dilakukan pada 25 atau 26 September.

Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan setelah berdialog dengan warga Bong Suwung di DPRD DIY, pihaknya memutuskan tetap melakukan sterilisasi dalam waktu dekat.

“Tadi pagi kita sudah ketemu warga Bong Suwung, mediasi di DPRD. KAI tetap akan melanjutkan program sterilisasi stasiun Yogyakarta dengan menertibkan bangunan-bangunan yang masuk di emplasement stasiun (bong suwung),” ujar Kris, Kamis (12/9/2024).

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/09/19/181820578/dprd-kota-yogyakarta-minta-sterilisasi-bong-suwung-ditunda-kai-tetap

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com