Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Daop 6 Yogyakarta Teruskan Sterilisasi, Warga Bong Suwung Menolak

Kompas.com, 12 September 2024, 13:24 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Warga Bong Suwung menolak rencana sterilisasi yang akan dilakukan oleh PT KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta.

Warga yang tergabung dalam Aliansi Bong Suwung mengunjungi kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk berdialog dengan DPRD DIY dan PT KAI Daop 6.

Baca juga: Menengok Area Bong Suwung yang Akan Dikosongkan KAI, Penuh Bangunan Semi Permanen

Perwakilan Aliansi Bong Suwung Chang Wendryanto mengatakan, warga Bong Suwung dan PT KAI Daop 6 sudah melakukan dialog bersama pada awal September lalu.

"Hari ini menindaklanjuti aksi kemarin, karena yang kemarin hanya melempar tanggung jawab dari pusat. Saya dapat informasi ternyata pusat sudah menyerahkan ke Daop 6," ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD DIY, Kamis (12/9/2024).

Chang menyayangkan sikap dari PT KAI Daop 6 setelah dialog pertama yang belum memutuskan apa-apa, namun tiba-tiba mengirim surat peringatan (SP) untuk segera mengosongkan area Bong Suwung.

"Kemarin harus dipenuhi dong, kemarin sudah sepakat bahwa tidak ada apa-apa sambil nunggu KAI pusat memberikan keputusan," kata dia.

"Tapi nyatanya pagi setelah ketemu di dewan, kami dikasih surat peringatan. Kan enggak benar," kata dia.

Chang mengatakan tuntutan warga adalah tetap menggunakan Bong Suwung karena sampai sekarang belum ada tempat.

"Kita minta ditunda sambil jalan kita mencari solusi yang terbaik," ucap Chang.

"Kalau langsung suruh pindah ya enggak mungkin lah, penghasilannya berapa. Misalnya PSK sana bukan kaya PSK di hotel paling di sana Rp 50 ribu belum dipotong kamar," katanya.

Chang mengungkapkan PSK yang ada di Bong Suwung kurang lebih sebanyak 75 orang. Sedangkan total Kepala Keluarga (KK) yang menempati Bong Suwung sebanyak 78 orang.

"Saya berharap KAI harus hadir kepalanya, jangan tau-tau kasih SP lagi," ucap dia.

Sementara itu Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan, sesuai dengan dialog yang dilakukan pada hari ini, pihaknya akan melanjutkan program penataan Stasiun Yogyakarta sesuai dengan tahapan-tahapan.

"Sterilisasi Stasiun karena itu bagian dari emplasemen tidak boleh ada pemukiman atau bangunan apapun," kata dia.

Baca juga: KAI Bakal Kosongkan Kawasan Bong Suwung, Warga Surati Jokowi

Dia mengatakan bangunan-bangunan berada di dalam area PT KAI, oleh sebab itu akan dilakukan sterilisasi.

"Yang kami sterilisasi ini di dalam pagar sesuai pagar atau batas tanah KAI," ucapnya.

Krisbi menyampaikan bahwa bangunan yang berada dekat dengan area KAI berbahaya bagi keselamatan warga.

Lalu saat disinggung soal permintaan penundaan, menurut Krisbiyantoro rencana sterilisasi sudah diketahui sejak 2010 oleh warga Bong Suwung.

"Mereka menuntut menunda wajar tapi sudah ditegaskan sendiri wakil dari Bong Suwung mengatakan dari (rencana sterilisasi) 2010, 2013, 2021, kembali sterilisasi akan dilakukan. Sudah diketahui sejak lama oleh warga setempat," tutup dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Tak Pandang Hari Libur, Pengawasan Ibu Hamil di Gunungkidul Diperketat demi Kelahiran yang Aman
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau