Bambang Paningron membenarkan itu merupakan penggalan dari puisi karya Joko Pinurbo.
"Itu yang kemudian menjadi quotes yang sangat kuat tentang bagaimana Yogya ini sekalipun hanya angringan tetapi sangat dirindukan banyak orang di Indonesia. Quotes itu kemudian menjadi landmark di sebuah kawasan yang sangat penting di Malioboro," tandasnya.
Dukuh Demangan, Sigit Riyanto mengungkapkan, Joko Pinurbo memang lahir dan besar di Demangan, Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman.
"Almarhum Bapak Joko Pinurbo semasa kecil memang di Padukuhan Demangan. Lahir juga di Paduhan Demangan," ucap Sigit Riyanto.
Sigit menuturkan, keluarga besar Joko Pinurno saat ini masih tinggal di Padukuhan Demangan, Wedomartani. Sedangkan Joko Pinurbo bersama istri dan anaknya tinggal di Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
"Ibunya (tinggal) di sini, adiknya juga di sini," ungkapnya.
Dijelaskan Sigit, Joko Pinurbo meninggal di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Pihak keluarga menghubungi untuk pemakaman di Sasonoloyo Demangan. Kemudian Joko Pinurbo dimakamkan di dekat makam sang ayah.
"Bapaknya di makamkan di sini. Intinya dekat dengan makam bapaknya," tuturnya.
Baca juga: Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun
Diberitakan sebelumnya penyair Joko Pinurbo meninggal dunia di usia 61 tahun, pada Sabtu (27/04/2024) pukul 06.30 WIB. Penyair yang dikenal dengan nama pena Jokpin ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta karena sakit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.