YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Warga Demangan, Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, berduyun-duyun menuju Sasonoloyo Demangan. Mereka datang untuk bergotong-royong menggali tanah liang lahat untuk almarhum Joko Pinurbo yang telah berpulang pada Sabtu (27/04/2024).
Di luar Sasonoloyo Demangan, beberapa warga juga tampak menata kursi plastik berwarna biru. Tak ketinggalan, ibu-ibu pun sibuk di halaman depan makam menyiapkan meja dan lilin untuk prosesi ibadat.
Seniman, kolega hingga pengemar karya-karya Joko Pinurbo tampak datang ke Sasonoloyo Demangan. Rasa kehilangan menyertai langkah kaki mereka menuju Sasonoloyo Demangan untuk menghantarkan Joko Pinurbo ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Baca juga: Penyair Joko Pinurbo Meninggal, Butet: Kehilangan Sedulur Sinorowedi
Suasana menjadi hening seiring mobil ambulans yang membawa peti jenazah Joko Pinurbo tiba di Sasonoloyo Demangan.
Jenazah penyair yang dikenal sederhana ini lantas dikeluarkan dari mobil ambulans dan kemudian disemayamkan dahulu di halaman depan Sasonoloyo Demangan.
Usai ibadat yang dipimpin oleh Prodiakan, para pelayat secara bergantian mendoakan dan melihat Joko Pinurbo untuk yang terakhir kali sebelum peti ditutup.
Setelah itu, peti jenazah dibawa untuk dimakamkan. Para pelayat berdiri di sekeliling liang lahat hingga proses pemakaman selesai. Penyair Joko Pinurbo dimakamkan di dekat makam sang ayah.
Kolega yang juga merupakan seniman, Bambang Paningron, mengatakan, berpulangnya Joko Pirnurbo menjadi kehilangan yang luar biasa bagi Yogyakarta dan Indonesia.
"Sebenarnya hari-hari ini adalah hari-hari yang menyedihkan ya karena Yogya kehilangan besar. Bukan hanya Yogya, tetapi Indonesia, karena pengaruh Mas Jokpin ini luar biasa," ujar Bambang Paningron saat ditemui di Sasonoloyo Demangan, Sleman, Minggu (28/04/2024).
Bambang Paningron menyampaikan Joko Pinurbo merupakan pribadi yang sederhana. Karya-karya Joko Pinurbo pun luar biasa.
"Kita belum melihat sosok seperti Beliau yang sangat sederhana, tapi karya-karyanya istimewa," tuturnya.
Sosok Joko Pinurbo, lanjut Bambang Paningron, patut menjadi teladan bagi generasi saat ini. Bagimana anak-anak muda meneladani sosok Joko Pinurbo baik dalam keseharian maupun dalam karya-karyanya.
"Dan, saya kira karya-karya beliau akan terus abadi, akan terus selalu diingat, karena memang karya-karya beliau yang sederhana tapi istimewa itu tadi akan sangat mudah diingat, tidak hanya generasi muda tetapi generasi se angkatan saya atau senior-senior saya," ungkapnya.
Baca juga: Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan
Menurut Bambang Paningron, Yogyakarta penting untuk memberikan penghargaan-penghargaan khusus pada karya-karya Joko Pinurbo. Melalui karyanya, Joko Pinurbo banyak memberi arti pada kemajuan Yogyakarta sebagai kota budaya.
Bahkan, petikan puisi Joko Pinurbo "Jogja terbuat dari rindu, pulang dan angkringan" sampai dipasang di tembok Teras Malioboro. Penggalan puisi itu menjadi salah satu titik ikonik Yogyakarta dan tempat favorit berfoto para wisatawan.
Bambang Paningron membenarkan itu merupakan penggalan dari puisi karya Joko Pinurbo.
"Itu yang kemudian menjadi quotes yang sangat kuat tentang bagaimana Yogya ini sekalipun hanya angringan tetapi sangat dirindukan banyak orang di Indonesia. Quotes itu kemudian menjadi landmark di sebuah kawasan yang sangat penting di Malioboro," tandasnya.
Dukuh Demangan, Sigit Riyanto mengungkapkan, Joko Pinurbo memang lahir dan besar di Demangan, Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman.
"Almarhum Bapak Joko Pinurbo semasa kecil memang di Padukuhan Demangan. Lahir juga di Paduhan Demangan," ucap Sigit Riyanto.
Sigit menuturkan, keluarga besar Joko Pinurno saat ini masih tinggal di Padukuhan Demangan, Wedomartani. Sedangkan Joko Pinurbo bersama istri dan anaknya tinggal di Wirobrajan, Kota Yogyakarta.
"Ibunya (tinggal) di sini, adiknya juga di sini," ungkapnya.
Dijelaskan Sigit, Joko Pinurbo meninggal di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Pihak keluarga menghubungi untuk pemakaman di Sasonoloyo Demangan. Kemudian Joko Pinurbo dimakamkan di dekat makam sang ayah.
"Bapaknya di makamkan di sini. Intinya dekat dengan makam bapaknya," tuturnya.
Baca juga: Profil Joko Pinurbo, Penyair Karismatik yang Meninggal di Usia 61 Tahun
Diberitakan sebelumnya penyair Joko Pinurbo meninggal dunia di usia 61 tahun, pada Sabtu (27/04/2024) pukul 06.30 WIB. Penyair yang dikenal dengan nama pena Jokpin ini menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta karena sakit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang