YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Polisi dan kejaksaan menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan seorang wanita berinisial S di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (24/4/2024).
Wanita tersebut dibunuh oleh suaminya berinisial R. Warga emosi saat menyaksikan rekonstruksi tersebut.
Baca juga: Hasil Rekonstruksi Suami di Gunungkidul Membunuh Istri Saat Tidur
Dari pengamatan Kompas.com di lokasi, rekonstruksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Saat R diturunkan dari mobil polisi, teriakan warga muncul.
Warga juga terdengar melontarkan umpatan saat R memperagakan puluhan adegan.
"Sini saya injak tenggorokannya," ucap warga.
"Kok tega membunuh, dia dulu sakit orang sini yang mengupayakan," kata warga.
"Bag***, sini satu lawan satu. Lepaskan di sini," saut warga lainnya.
Saudara korban, Suwasno, mengatakan, warga memang sangat marah dengan kelakuan korban.
"Korban warga sini, marah emosi kepada pelaku," katanya saat ditemui wartawan di depan rumah yang menjadi TKP pembunuhan, Rabu.
Dia mengatakan, keluarga berharap pelaku dihukum setimpal. Hal ini karena sudah tega membunuh istrinya sendiri.
"Pokoknya hukumannya harus setimpal dengan perbuatannya," kata dia
Sebelumnya, suami diduga membunuh istrinya di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Jumat (5/1/2023).
Kesaksian warga melihat suami menyerahkan surat setelah melakukan pembunuhan dan percobaan bunuh diri di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Jumat (5/1/2023).
"Jadi sekitar pukul 07.55 WIB, mbah R menelepon saya sini Er ke rumah. Saya masuk dalam rumah ke sini bersama anak saya berusia 3 tahun," kata salah seorang saksi, Erni Susilowati, kepada wartawan di lokasi, Jumat.
Baca juga: Suami di Gunungkidul yang Bunuh Istrinya Ditetapkan sebagai Tersangka
Dia mengatakan, saat itu R menyerahkan sepucuk surat. Namun, setelah menerima surat itu, dirinya kaget melihat leher sudah disayat.
Dia juga tidak mengetahui bahwa S (57) menjadi korban pembunuhan.
"Mban R (59) memberikan kertas terus belum sempat membaca mengetahui mbah R lehernya sudah disayat saya takut tak lempar kertasnya, lalu saya berteriak minta tolong," ucap Erni.
Sebagai tetangga terdekat, Erni biasa berinteraksi dengan kedua orang tersebut, tetapi tidak mengetahui masalah rumah tangga. S setiap hari kerja di Wonosari.
"Kemarin masih bertemu S di ladang. Tadi pagi saya tidak memberitahu jika ada tetangga yang meninggal dunia, pikir saya mungkin kecapekan bangun siang," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.