YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Polisi masih memeriksa pelaku dugaan pembunuhan di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Polisi juga memeriksa surat yang ditulis pelaku.
"Suratnya isinya keluhan pelaku (terhadap istrinya)," kata Kapolsek Semanu AKP Pudjijono saat dihubungi melalui telepon Senin (8/1/2024).
Dikatakannya, surat berisi permintaan uang R (59) kepada istrinya S (57) untuk membayar uang arisan Kamisan. Namun saat itu terjadi cekcok, karena S menolak memberikan uang.
"Intinya diminta uang untuk pasok arisan Kamisan. Kepadanya (tujuan surat) tidak ada," kata Kapolsek.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Gunungkidul, Suami yang Sempat Mencoba Bunuh Diri Diperiksa
Di dalam surat tersebut, pelaku menyebut sempat cekcok dengan korban.
"Aku adoh-adoh soko Sleman dijaluki duit Rp200.000 malah diumeli aku (saya jauh-jauh dari Sleman diminta uang Rp200.000 malah diomeli). Arep dinggo tambah pasok kemisan (mau untuk tambahan pasokan kamisan). Kon mantok nyang Kr. Mojo (aku disuruh pulang ke karangmojo. Padu rame, Sukiyem.. sudi karo aku (cekcok besar Sukiyem sudah tidak mau sama saya...," isi surat pelaku yang beredar.
Diberitakan sebelumnya, menurut kesaksian warga, pelaku menyerahkan surat setelah melakukan pembunuhan dan percobaan bunuh diri di Padukuhan Dedel Wetan, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, Jumat (5/1/2023).
"Jadi sekitar pukul 07.55 WIB, mbah R menelepon saya sini Er ke rumah. Saya masuk dalam rumah ke sini bersama anak saya berusia 3 tahun," kata salah seorang saksi, Erni Susilowati kepada wartawan di lokasi Jumat.
Dikatakannya saat itu R menyerahkan sepucuk surat, namun setelah menerima itu dirinya kaget melihat leher sudah disayat.
Dirinya tidak mengetahui jika S (57) menjadi korban pembunuhan.
"Mban R (59) memberikan kertas terus belum sempat membaca mengetahui mbah R lehernya sudah disayat. Saya takut, tak (ku) lempar kertasnya, lalu saya berteriak minta tolong," ucap Erni.
Sebagai tetangga terdekat, Erni biasa berinteraksi dengan kedua orang tersebut, tetapi tidak mengetahui masalah rumah tangga. S setiap hari kerja di Wonosari.
"Kemarin masih bertemu S di ladang. Tadi pagi saya tidak memberitahu jika ada tetangga yang meninggal dunia. Pikir saya mungkin kecapean bangun siang," kata dia.
Tetangga lainnya Rahmadi mengatakan, jika dirinya datang R sudah dibawa ke rumah sakit. Sementar S tergeletak di ruang tamu dengan penuh luka.
"Darahnya banyak banget, warga takut mendekat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.