Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

Kompas.com - 28/03/2024, 13:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Fenomena gundukan lumpur di Grobogan, Jawa Tengah, sempat viral usai disebut-sebut sebagai gunung berapi baru. 

Anggapan itu muncul karena gundukan itu terjadi usai guncangan gempa 6,5 Magnitudo di Tuban, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. 

Namun demikian, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid A.N memastikan bahwa fenomena itu hal biasa. 

Baca juga: Penjelasan Ahli soal Fenomena Muntahan Lumpur Baby Volcano Grobogan Pascagempa Tuban

"Gempa tersebut menyebabkan sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini," kata Wafid, Senin (25/3/2024).

Baca juga: Sempat Muntahkan Semburan Lumpur Saat Gempa Tuban, Baby Volcano Grobogan Kini Tak Bergejolak

Labih lanjut, Wafid menerangkan, kekuatan gempa di Tuban itu berpotensi menyebabkan terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur di dalam bumi.

Lalu dengan terbukanya rekahan-rekahan tersebut material lumpur akan mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material.

Baca juga: Gempa Tuban Terasa hingga Grobogan, Warga: Atap Rumah Goyang dan Berbunyi Kretek-kretek

Namun dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi.

Kesaksian warga 

Obyek wisata Baby Volcano atau biasa disebut Bledug Cangkring di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tak lagi bergejolak memuntahkan lumpur cair, Sabtu (23/3/2024).KOMPAS.COM/PUTHUT DWI PUTRANTO NUGROHO Obyek wisata Baby Volcano atau biasa disebut Bledug Cangkring di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah tak lagi bergejolak memuntahkan lumpur cair, Sabtu (23/3/2024).

Sementara itu, gundukan lumpur itu berada di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan. Kepala Desa Grabagan Eko Setyawan menjelaskan, gundukan itu muncul beberapa saat usai gempa Tuban

Lalu dari dalam gundukan keluar limpasan lumpur asin dan meluber seluas 100 meter dengan kedalaman 15 sentimeter. 

"Tadi pukul 16.00 WIB lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko. 

Selain itu, di media sosial juga beredar soal "tanda akhir zaman". Namun hal itu segera dibantah oleh aparat kepolisian. 

Kapolsek Ngaringan Polres Grobogan, AKP Mujiyadari menegaskan, gundukan itu bukanlah gunung berapi.

“Sesuai dengan informasi dari warga setempat, Bledug Kramesan ini telah ada ratusan tahun yang lalu,” katanya, dilansir dari Tribunnews.com

“Bisa dipastikan bahwa informasi di media sosial bahwa Bledug Kramesan muncul setelah gempa di Tuban, Jawa Timur tidak benar,” imbuh AKP Mujiyadari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Lagi, Lahan Bekas Tambang di Gunungkidul Jadi Lokasi Pembuangan Sampah Ilegal

Yogyakarta
Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Desentralisasi Sampah di DIY, TPST 3R Kota Yogyakarta Dinilai Belum Siap

Yogyakarta
Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Pelaku Pelecehan Payudara di Gunungkidul Ditangkap, Motifnya Dendam kepada Perempuan

Yogyakarta
ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

ASN Tersangka Kasus Pelecehan Seksual di Gunungkidul Diberhentikan Sementara

Yogyakarta
Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Kementerian Baru Dikhawatirkan untuk Bagi-bagi Jabatan, Ini Kata Mahfud MD

Yogyakarta
Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Prabowo Menang, Warga Sleman Yogyakarta Jalan Kaki ke Monas untuk Sujud Syukur

Yogyakarta
Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Bocah di Sleman Tertembak Senapan Angin, Polisi Kejar Pelaku

Yogyakarta
Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Mahasiswa PTS di Sleman Tewas Usai Latihan Bela Diri, Polisi Sebut Kena Tendangan Sabit

Yogyakarta
Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Detik-detik Damkar Klaten Evakuasi Anak Sapi Seberat 100 Kg dari Sumur 7 Meter

Yogyakarta
Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Jelang Idul Adha 2024, Peternak Sapi di Sragen Rugi Rp 50 Juta akibat PMK

Yogyakarta
Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Pemda DIY Usulkan 2.944 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Formasi Apa Saja?

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Cerah

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Seorang Pekerja Tertimpa Bangunan Proyek Revitalisasi Benteng Keraton, Ini Kata Pemda DIY

Yogyakarta
Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Pemda DIY Segera Buka Kanal Aduan Layanan Publik dan Sampah, Berikut Informasinya

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com