Salin Artikel

Fakta di Balik Fenomena Munculnya Gundukan Lumpur di Grobogan Pascagempa Tuban

KOMPAS.com - Fenomena gundukan lumpur di Grobogan, Jawa Tengah, sempat viral usai disebut-sebut sebagai gunung berapi baru. 

Anggapan itu muncul karena gundukan itu terjadi usai guncangan gempa 6,5 Magnitudo di Tuban, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. 

Namun demikian, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Wafid A.N memastikan bahwa fenomena itu hal biasa. 

"Gempa tersebut menyebabkan sistem migrasi hidrokarbon maupun lumpur menjadi lebih aktif karena adanya bukaan berupa rekahan maupun patahan sebagai akibat adanya gempa dangkal ini," kata Wafid, Senin (25/3/2024).

Labih lanjut, Wafid menerangkan, kekuatan gempa di Tuban itu berpotensi menyebabkan terbukanya rekahan-rekahan yang dilewati oleh material lumpur di dalam bumi.

Lalu dengan terbukanya rekahan-rekahan tersebut material lumpur akan mengalami pergerakan naik dan ada penambahan debit material.

Namun dengan adanya kompresi dan tekanan tektonik pada area tersebut akan terjadi titik kesetimbangan seperti pada saat sebelum momen kegempaan terjadi.

Sementara itu, gundukan lumpur itu berada di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan. Kepala Desa Grabagan Eko Setyawan menjelaskan, gundukan itu muncul beberapa saat usai gempa Tuban. 

Lalu dari dalam gundukan keluar limpasan lumpur asin dan meluber seluas 100 meter dengan kedalaman 15 sentimeter. 

"Tadi pukul 16.00 WIB lumpur muntah dan melimpas. Saat ada gempa besar pasti muntah. Ibarat mangkok yang digoyang-goyangkan pasti tumpah," kata Eko. 

Selain itu, di media sosial juga beredar soal "tanda akhir zaman". Namun hal itu segera dibantah oleh aparat kepolisian. 

Kapolsek Ngaringan Polres Grobogan, AKP Mujiyadari menegaskan, gundukan itu bukanlah gunung berapi.

“Sesuai dengan informasi dari warga setempat, Bledug Kramesan ini telah ada ratusan tahun yang lalu,” katanya, dilansir dari Tribunnews.com. 

“Bisa dipastikan bahwa informasi di media sosial bahwa Bledug Kramesan muncul setelah gempa di Tuban, Jawa Timur tidak benar,” imbuh AKP Mujiyadari.

"Baby volcano" 

Sementara itu, Ketua Komite Shifting Energy dan EBTKE Pengurus Pusat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Handoko Teguh Wibowo menyampaikan, muntahan lumpur pascagempa adalah hal yang lazim terjadi di beberapa Gunung Lumpur, termasuk "Baby Volcano" atau "Bledug Cangkring" di Desa Grabagan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.  

Menurutnya, di beberapa peristiwa alam serupa muncul di rekahan tanah. Tidak hanya lumpur, bahkan peningkatan debit air yang keluar juga sering dijumpai pascagempa.

"Hal ini terjadi karena adanya tekanan berlebih (over pressure) yang diakibatkan rambatan gelombang gempa yang terjadi di bawah kawah Mud Volcano (Gunung Lumpur)," terang jebolan (S1) Jurusan Teknik Geologi UGM dan (S2) Marine Geology and Geophysic, Oregon State University, USA ini saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (25/3/2024).

(Penulis: Puthut Dwi Putranto Nugroho | Editor: Sari Hardiyanto)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Fakta Temuan Gunung Baru di Grobogan, Disebut Berapi dan Muncul usai Gempa

https://yogyakarta.kompas.com/read/2024/03/28/131222978/fakta-di-balik-fenomena-munculnya-gundukan-lumpur-di-grobogan-pascagempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke