"Menjelang Ashar itu mereka membawa lauk ke Masjid, kemudian di Masjid dibuat nasinya dan diracik," kata dia.
Menurut Rizqi tujuan melibatkan masyarakat kampung adalah agar masyarakat sekitar kampung merasakan suasana Ramadhan yang lebih kelat dan kental.
"Ini juga sebagai lahan dakwah kami, saat ibu-ibu memasak dan ditanya oleh anak-anaknya 'bu ini masak apa?' Ibu-ibu bisa menjawab 'ini memasak untuk takjil', kata dia.
Masjid Jogokariyan sudah menyediakan ribuan porsi takjil sudah berjalan 20 tahun.
Tantangan menyediakan menu takjil dalam jumlah ribuan pun dinilai Rizqi sudah dapat dilalui. Salah satunya soal menentukan menu makanan yang tidak mudah basi dan tahan lama.
"Penentuan bahan dan tidak mudah basi itu perlu diperhatikan," kata dia.
Selain menyiapkan menu takjil berjumlah ribuan, Masjid Jogokariyan juga menggelar Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) di sepanjang jalan Jogokariyan dengan melibatkan UMKM.
"Kalau UMKM secara masif ketika Covid, saat Covid kami membuat pasar subuh dan itu bertambah aignifikan anghota UMKM yang terlibat saat pasar sore," kata dia.
"Yang terlibat kurang lebih 350 UMKM," imbuhnya.
Digelarnya pasar sore di KRJ ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat sekitar yang sehari-hari berjualan makanan.
Lantaran saat Ramadhan sepi karena banyak warga yang berpuasa, maka pasar sore ini diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat agar tetap bisa ramai berjualan.
"Kami ingin kegiatan Kampung Ramadhan Jogokariyan memberikan berkah ke warga Masjid Jogokariyan ini. Baisanya berjualan pagi hari karena banyak berpuasa konsumen berkurang tapi ketika diberi lahan pasar berjualan di sore hari kita datangkan massa dan kita buat kegiatan yang menarik warga masyarakat untuk datang insyaallah bisa membantu perekonomian mereka," kata Rizqi.
Baca juga: Cerita Pelajar Buddha Cirebon Memasak dan Bagikan Takjil Saat Ramadhan
Salah satu pengunjung KRJ, Rinda Fadea seorang mahasiswa asal Wonosobo mengaku baru pertama kali datang ke KRJ. Dia datang bersama rekan-rekannya untuk mendapatkan menu takjil.
"Ini sangat membantu karena di Jogja banyak anak-anak yang merantau. Sangat membantu agar gak bingung cari buka puasa," kata dia.
Pengunjung lain, mahasiswa asal Purworejo Prasasti Ayu Sepa mengatakan dengan adanya ribuan takjil yang disediakan dapat membantunya menghemat uang jajan.
"Membantu untuk menghemat uang. Harpannya ke depan tetap diadakan seperti ini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.