“(Daging buah) bagian dalam ini sudah ada yang beli juga. Saya pengeringan dan nanti ada yang beli,” kata Usman.
Banyak orang tertarik melakukan hal serupa. Beberapa pencari rongsokan bahkan ikut mencari batok kelapa.
Juwar (43), warga Kalurahan Brosot, Kapanewon Galur tampak duduk di gubuk yang menghadap pantai Selatan berombak garang.
Ia dan suaminya mantan pengepul barang bekas. Setelah bangkrut, mereka mencoba cari batok kelapa untuk membuat briket. Mereka mengambil batok dari Usman.
Baca juga: Kisah Sopir Truk Asal Lampung, 8 Hari Perjalanan dari Lahat ke Bandung demi Anaknya Kuliah S2
“Biasanya orang mencari kayu untuk kayu bakar atau kayu yang unik-unik. Tidak ada yang seperti ini (pencari batok). Kami berniat bikin briket,” kata Juwar.
Penjaga pantai dari Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Kulon Progo di Pantai Trisik, Marsudi menyebut, sampah yang menumpuk setelah hujan besar menjadi pemandangan biasa di pantai.
Saat itu, banyak orang yang mendapat berkah dari situasi ini. Di antaranya, pencari barang rongsokan maupun pencari batok kelapa.
“Sudah menjadi hal biasa setiap muara Sungai Progo menerima kiriman sampah yang dibawa dari ujung. Jumlahnya sangat banyak. Itu pun sudah diambil buat kayu bakar, tapi tetap datang terus karena menepi ketika air pasang,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.