Namun, masih perlu kajian lebih mendalam terkait sesar mataram tersebut.
"Dari data seismologi tidak menunjukan ada tanda-tanda, kalau patahanya mungkin. Tapi, ini kita baru pastikan, apakah betul sesar, apakah sesarnya aktif," pungkas dia.
Sebelumnya, Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Danny Hilman Natawidjaja menyebut selain Sesar Opak yang menyebabkan gempa pada 2006, di wilayah DIY ternyata terdapat sesar aktif yang sebelumnya belum terpetakan.
Sesar tersebut berdasarkan data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN.
Danny menyebut sesar yang membentang dari timur ke barat tersebut baru terpetakan pada 2021 dengan nama Sesar Mataram.
Baca juga: Almas, Penggugat Batas Usia Capres-Cawapres, Akan Beri Hadiah Rp 10 Juta ke Penggugat Rp 204 Triliun
Ia mengatakan pada Sesar Mataram bagian timur sebelumnya dikenal sebagai Sesar Dengkeng.
"Ini sebetulnya sudah dikenal juga sebagai Sesar Dengkeng. Pada waktu itu di sebelah timurnya, tapi baru diketahui bahwa Sesar Dengkeng ini masih menerus ke arah barat melewati tengah-tengah Kota Yogtakarta," ujarnya.
Meski belum ada studi yang lebih rinci, kata Danny, Sesar Mataram terlihat berasosiasi dengan "offset stream" berdasarkan studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.