Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pohon Tumbang Menutup Jalan dan Menimpa Rumah di Kulon Progo

Kompas.com, 5 Januari 2024, 07:17 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Sejumlah rumah rusak akibat tertimpa pohon tumbang di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian itu terjadi selagi hujan deras mengguyur Kulon Progo.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Baca juga: Hujan Deras Landa Yogyakarta, Pohon Tumbang Timpa Kusir Andong dan Kudanya

“Saat hujan deras itu, terjadi pohon tumbang menimpa rumah warga,” kata Sunardi, Komandan TRC Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo, Kamis (4/1/2024).

Hujan mengguyur Kulon Progo sejak siang. BPBD menerima lebih dari 20 laporan terkait dampak hujan besar ini hingga Kamis (4/1/2024) petang,

Selain laporan pohon tumbang yang mengakibatkan rumah rusak, pohon tumbang juga dilaporkan menutup banyak akses jalan dan jembatan.

Sebagian besar terjadi di kawasan perbukitan, seperti di Kalibawang, Samigaluh dan Girimulyo.

“Selama hujan deras ada pohon menutup jalan, menimpa jaringan listrik, menimpa rumah warga. Longsor ada dua titik,” kata Sunardi.

Laporan bencana yang diterima kebanyakan terjadi di kawasan perbukitan Menoreh.

Setidaknya ada 10 rumah rusak tertimpa pohon. Beberapa di antaranya adalah rumah Sumiyatun yang tertimpa pohon sengon di Kalurahan kembang, Kapanewon Nanggulan. Kerugiannya mencapai belasan juta Rupiah.

Pohon tumbang juga merusak rumah Usman Kosim di Kalurahan Kembang juga.

Selain merusak rumah, pohon merusak jaringan listrik, seperti di Kalurahan Purwosari, Kapanewon Girimulyo. Listrik sampai padam dampak dari pohon tumbang.

Pohon tumbang menutup akses jalan terjadi di beberapa titik, di antaranya di akses jalan Keji – Gesole di Kalurahan Purwoharjo, Samigaluh.

“Semua ditangani cepat dengan mengerahkan destana, komunitas relawan, semua berfungsi dan berperan untuk menangani situasi awal,” kata Sunardi.

“BPBD juga membantu logistik bagi warga dan kelompok masyarakat yang kerja bakti,” kata Sunardi.

Baca juga: Penyebab Banjir dan Longsor Parah di Jambi, Hutan Semakin Kritis

Selain pohon tumbang, tanah longsor terjadi di dua lokasi selagi hujan. Tanah longsor terbesar muncul di belakang sekolah PAUD Gerbosari di Padukuhan Clumprit, Kalurahan Gerbosari, Kapanewon Samigaluh.

Tanah longsor mengakibatkan turap dan pagar sekolah ambrol ke jalan kabupaten yang berada sekitar 15-20 meter di sebelah bawah. Longsor ini merusak satu rumah, namun mengancam rumah warga lain di sekitarnya.

Tujuh kepala keluarga mengungsi di kantor kapanewon atau kantor kecamatan setempat.

“Warga desa sudah mengungsi ke kantor kecamatan,” kata Sunardi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau