KOMPAS.com - Gereja St Fransiskus Xaverius adalah gereja tertua di Yogyakarta yang dibangun pada masa kolonial Belanda.
Lokasi Gereja St Fransiskus Xaverius berada di dekat Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, tepatnya di Jalan Pangeran Senopati No. 22, Prawirodirjan, Gondomanan, Kota Yogyakarta.
Baca juga: Mengenal Gereja Sion, Gereja Tertua di Indonesia, Berdiri sejak 1693
Gereja ini juga sangat mudah dijangkau dari kawasan Malioboro, karena lokasinya berseberangan dengan Museum Benteng Vredeburg serta Taman Pintar.
Dilansir dari laman resmi Pemda DI Yogyakarta, masyarakat setempat mengenal Gereja St Fransiskus Xaverius dengan nama Gereja Kidul Loji atau Gereja Londo.
Baca juga: Gereja Kepanjen, Gereja Tertua di Surabaya
Penamaan Gereja Kidul Loji didapat karena lokasinya yang dahulu berada di selatan kawasan pemukiman Belanda yang dikenal dengan istilah Loji.
Selain itu, sebutan Gereja Londo disematkan oleh warga pribumi karena pada awal berdirinya gereja ini memiliki jemaat yang didominasi oleh warga Belanda.
Baca juga: Gereja-gereja Tertua di Pulau Jawa
Dilansir dari laman Keuskupan Agung Semarang, Gereja St Fransiskus Xaverius yang menjadi gereja tertua di Yogyakarta resmi digunakan pada tanggal 7 Juni 1871.
Sebelum gereja ini dibangun, Pater YB Palinckx, SJ lebih dulu membangun sebuah pastoran.
Nama Gereja St Fransiskus Xaverius diambil dari sejarah pembaptisan yang pertama kali dilakukan pada 3 Desember 1812.
Seperti diketahui, setiap tanggal 3 Desember merupakan hari raya Santo Fransiskus Xaverius.
Gereja St Fransiskus Xaverius menjadi tempat awalnya pembaptisan di kawasan ini, di mana pembaptisan pertama itu dilakukan seiring dengan peresmian penggunaan gereja.
Saat itu , untuk kali pertama di gereja ini pembaptisan dilakukan Pater YB Palinckx, SJ terhadap lebih dari 500 orang.
Pada masa awal setelah diresmikan, gereja ini lebih sering digunakan oleh orang-orang Belanda sekalipun sebenarnya terbuka untuk seluruh umat.
Hingga pada masa kedatangan pasukan Jepang ke Yogyakarta, Gereja Kidul Loji masih digunakan oleh orang-orang Belanda.
Namun seiring dengan pendudukan Jepang, Gereja Kidul Loji yang dulunya digunakan oleh orang-orang Belanda itu menjadi sepi.