YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Grebeg Maulud akan digelar oleh Keraton Yogyakarta pada Kamis (28/9/2023). Masyarakat diminta untuk tidak menerbangkan drone dan membuka payung selama prosesi Grebeg Maulud.
Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta, Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tirtawijaya menjelaskan, pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dengan berbagai pihak untuk membahas keamanan selama prosesi Grebeg maulud berjalan.
Baca juga: 7 Gunungan Diarak Saat Tradisi Grebeg Besar Keraton Yogyakarta
Dari rapat koordinasi tersebut ditetapkan bahwa selama prosesi Grebeg Maulud, drone tidak boleh diterbangkan. Hal ini karena pada Grebeg Maulud tahun ini akan ada pasukan Gajah.
“Soal no fly zone. Kita sudah dapat izin dari Dinas Perhubungan bahwa selama kegiatan atau agenda Grebeg Maulud tidak diperbolehkan menerbangkan kamera layang atau drone. (Karena) sangat mengganggu, besok karena ada gajah," katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat (22/9/2023).
"Gajah saat mendengar suara seperti kumbang, seperti yang dikeluarkan drone, bikin gajah tidak nyaman,” lanjutnya.
Dia mengatakan, nantinya ada pawang yang mendampingi gajah selama Grebeg Maulud tahun ini.
“Drone ini sangat mengganggu prosesi Gerebeg Maulud,” imbuh dia.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak membuka payung saat prosesi Grebeg Maulud. Hal ini karena akan ada kuda dalam Grebeg Maulud itu.
Menurutnya, kuda takut dengan bayangan berbentuk bulat dan warna-warni dari payung.
“Saat siang hari pengunjung kepanasan membuka payung sangat mengganggu kenyamanan kuda. Kuda kalau melihat payung warna-warni itu akan terganggu dan tidak nyaman bisa ngamuk,” kata dia.
Gajah yang digunakan pada Grebeg Maulud ini berjumlah dua ekor milik Kebun Binatang Gembira Loka Zoo.
Gajah dan kuda akan menempuh rute Keraton Yogyakarta, Pagelaran, Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, dan menuju Pura Pakualaman.
“Malioboro tidak ada Gajah karena di luar no fly zone. Takutnya kalau gajah lewat situ (Malioboro) ada drone terbang, ngamuk di situ, bisa jatuh korban,” kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.