"UMKM dan promosi pasar itu sendiri. Kan prinsipnya bapak saya. Suatu daerah ekonominya berjalan ketika pasarnya ramai, pasar tradisional maksudnya. Ya untuk mewujudkan itu salah satunya dengan bikin nikahanya di pasar," tandasnya.
"Bukan hanya nikahan, pasar itu kan bisa dijadikan alternatif venue event yang mungkin biasanya di tempat A, di tempat B, pasar juga bisa lho, kan tempatnya juga luas. Kalau mau konsumsi juga sudah ada pedagangnya," imbuhnya.
Faiz menuturkan keluarganya memang menyebarkan undangan khusus. Hanya saja, keluarga terbuka bagi siapapun yang ingin datang.
Bahkan tamu yang hadir di acara resepsi baik undangan maupun masyarakat mencapai lebih dari 3.000.
"Bapak, atau keluarga itu kan tidak pernah membatasi, monggo yang mau datang. Malah kadang kita nggak tahu ini siapa yang datang," tegasnya.
Baca juga: Video Balita Dibawa Mendaki Gunung Kerinci Viral, Petugas Pos Beri Penjelasan
Diakui Faiz tantangan terbesar adalah untuk dekorasi tempat. Sebab dekorasi di gedung berbeda dengan di pasar. Pengerjaan dekorasi di pasar harus menyesuaikan dengan aktivitas para pedagang. Bahkan untuk memasang dekorasi resepsi pernikahan adiknya tersebut memakan waktu satu minggu.
"Di pasar kan hari-harinya juga buat jualan, jadi untuk settingya butuh seminggu, karena kami setting setelah kegiatan pasar selesai tiap harinya," ucapnya.
Resepsi lanjut Faiz digelar dari pukul 10.30 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Hanya saja tamu yang masih ingin menikmati makanan pasar masih dipersilahkan.
"Ketika acara kami tutup kan masih ada makanan atau jajanan, nah itu monggo mau dibungkus, atau mau dimakan di situ silahkan," ujarnya.
Faiz pun bersyukur konsep resepsi di pasar bisa menjadi viral. Sehingga ke depan pasar bisa menjadi pilihan lokasi ivent-ivent yang dapat meningkatkan perekonomian para pedagang.
"Ya bersyukur, kami ingin mempromosikan pasar itu. Jadi pedagang bisa dapat dampak positif, pasar makin ramai, ekonominya makin bagus. Next mungkin akan ada orang yang bikin acara lagi di Pasar Ngijon, atau pasar lainya itu kan bisa mendongkrak perekonomian," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.