Hal ini membuat jasad keduanya sulit ditemukan karena lokasinya cukup tersembunyi. Diluar pagar yang berdekatan dengan lubang tersebut terdapat suatu jalan desa yang tidak diaspal.
Warga yang menggunakan jalan tersebut untuk menuju ke suatu kampung mengatakan bahwa di dekat pagar itu selalu ‘tercium’ bau busuk.
Setelah seorang pembunuhnya tertangkap dan memberi keterangan, baru lokasi jasad keduanya bisa ditemukan.
Saat ditemukan, kondisi jasad tersebut masih menggunakan seragam dengan posisi kaki kedua jenazah itu saling bertemu dan berimpitan.
Kedua jenazah tersebut segera diangkat dengan hati-hati dan dibersihkan di Rumah Sakit Tentara-DKT.
Selanjutnya keduanya disemayamkan di Korem 72 dan pada tanggal 22 Oktober 1965 dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta.
Dalam acara pemakaman tersebut, Panglima Kodam VII/Diponegoro, Brigadir Jenderal Suryosumpeno bertugas sebagai inspektur upacara.
Di kemudian hari, lubang tempat jasad Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono ditemukan disebut sebagai ‘Lubang Buaya’ Yogyakarta.
Lubang yang merupakan bekas tempat dikuburnya dua jenazah Pahlawan Revolusi kemudian dibangun sebuah pendopo, dengan lubang asli yang masih berbentuk tanah berada di bagian tengah pendopo, sementara di sekelilingnya dibangun menggunakan keramik.
Sumber:
budaya.jogjaprov.go.id
budaya.jogjaprov.go.id
budaya.jogjaprov.go.id
tribunnewswiki.com
kebudayaan.gunungkidulkab.go.id
kompas.com (Penulis : Verelladevanka Adryamarthanino, Editor : Widya Lestari Ningsih)