Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua KK Hidup di Perbukitan Terpencil, Pemkab Gunungkidul Mulai Survei untuk Bantu

Kompas.com - 04/09/2023, 16:31 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

 

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, melakukan survei kepada dua keluarga yang tinggal di perbukitan Padukuhan Suru, Kalurahan Kampung, Ngawen.

Jika masuk kriteria, kemungkinan dibangun pada 2024.  

Lurah Kampung Suparna mengatakan, hari ini dirinya mengantarkan dua perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kabupaten Gunungkidul, untuk melakukan survei di Padukuhan Suru RT 004 RW 007. 

"Mereka melakukan survei lokasi, dan datang langsung naik sampai rumah Pak Tupan," kata Suparna saat dihubungi wartawan melalui telepon, Senin (4/9/2023). 

Baca juga: Kisah Dua Keluarga Tersisa di Atas Perbukitan Gunungkidul, Dihantui Serangan Monyet

Pihaknya berharap, survei ini bisa ada titik terang bantuan kepada dua kepala keluarga yakni Winarno dan Tupan.

Harapannya, pada APBD Perubahan ada satu rumah direlokasi, sisanya tahun depan.

Menurut Suparna, pertimbangannya rumah Tupan rawan longsor, dan secara geografis sangat sulit digunakan untuk beraktivitas dan traumatis karena orangtuanya hilang sejak tahun 2019 belum ditemukan hingga sekarang.

"Belum lagi monyet ekor panjang, kalau sekali turun sampai 40 ekor," kata dia. 

Suparna mengakui dua keluarga ini kurang mampu dan bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu. Keduanya ingin pindah di lokasi yang aman dan nyaman untuk keluarganya. 

Namun, karena keterbatasan ekonomi belum bisa pindah. Bahkan, kalurahan sudah menyiapkan anggaran Rp 10 juta, tetapi belum diterima karena tidak punya dana tambahan. 

"Keduanya sudah memiliki tanah untuk pindah di lokasi aman, tetapi anggarannya belum ada," kata dia. 

Baca juga: Hanya Tinggal 2 Keluarga di Perbukitan Gunungkidul Ini, Geografis Jadi Alasan Penduduknya Keluar

Sementara Kabid Perumahan DPUPRKP Nurgiyanto mengatakan, masih akan dilakukan kajian terkait pemindahan dua kepala keluarga ini. Untuk kepastiannya menunggu pimpinan. 

"Nanti dilakukan kajian terlebih dahulu," kata dia.

Kepala DPUPRKP Kabupaten Gunungkidul Irawan Jatmiko mengatakan, kondisi dua KK yang bermukim di atas bukit wilayah Suru, menjadi atensi pemerintah daerah, terutama Bupati Gunungkidul Sunaryanta.

"Hari ini kita akan koordinasi dengan pemerintah kalurahan dan cek lokasi. Kalo itu memenuhi kriteria kita usahakan dianggarkan tahun 2024," kata dia.

Dukuh Suru, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Sugiyanto mengatakan, sebagai bentuk dukungan kepada Tupan, dan keluarganya dengan membersihkan tanah milik Tupan yang rencannya untuk membangun rumah. 

Untuk keluarga Winarno berada di padukuhan lain. 

"Penduduk gotong royong menyiapkan lahan relokasi secara mandiri untuk mempercepat pemindahan dua KK tersebut ke tempat aman. Semoga dikemudian hari ada uluran tangan," kata dia.

Dikatakannya, selain resiko longsor, ancaman monyet ekor panjang setiap saat meresahkan. Sebelumnya, dalam kurun waktu berbeda dua warga dilaporkan hilang misterius, hingga sekarang tidak ditemukan.

"Mertua Pak Tupan hilang tanpa jejak hingga saat ini. Semoga mereka bisa segera direlokasi," kata dia.

Sebelumnya, 11 jiwa masih bermukim di Padukuhan Suru RT 004 RW 007. Untuk mencapai tempat tinggal, harus jalan kaki karena jalan terjal dan menanjak. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Ditemukan Selamat, 2 Nelayan Gunungkidul Disambut Tangis Haru Keluarga

Yogyakarta
Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Hilang 2 Hari, Nelayan Ditemukan Terombang-ambing karena Mesin Kapal Rusak

Yogyakarta
Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Kapal Karam, Nelayan di Gunungkidul Kirim Video kepada Petugas Minta Pertolongan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi hingga Siang Cerah Berawan

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Yogyakarta
Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Dua Nelayan Hilang Kontak di Perairan Gunungkidul, Hasil Pencarian Masih Nihil

Yogyakarta
Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Tolak Larangan Study Tour, PHRI DIY: Awasi Kelayakan Kendaraan

Yogyakarta
Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Jokowi Diminta Tetap Berpolitik Usai Tidak Jadi Presiden, Projo: Rakyat Masih Butuh Bapak

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Yogyakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Malam Cerah Berawan

Yogyakarta
Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Bantul dan Yogyakarta Kerja Sama Olah Sampah, Sultan: Semoga UMKM Tumbuh

Yogyakarta
Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok :Cerah Berawan Sepanjang Hari

Yogyakarta
Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Mahasiswa FH UGM Hendak Tabrak Mahasiswa Lain Pakai Mobil, Ini Penyebabnya

Yogyakarta
Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Duet Kustini-Danang di Pilkada Sleman Masih Terbuka, meski Sama-sama Daftar Bakal Calon Bupati

Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Pemkot Yogyakarta Bakal Kirim Sampah ke Bantul untuk Diolah

Yogyakarta
Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Kantornya Digeruduk Warga Gara-gara Penumpukan Sampah, Ini Respons DLH Yogyakarta

Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com