Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Wacana Bertandem dengan AHY, Sandiaga: Semua Rangkul Bangun "Platform" Besar

Kompas.com, 29 Agustus 2023, 15:23 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Muncul wacana memasangkan antara Sandiaga Salahudin Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Menurut Sandiaga Uno, hal itu sebagai bentuk upaya kerja sama membangun koalisi besar untuk melanjutkan pembangunan Indonesia.

"Itu yang saya sampaikan tadi kita ajak semua rangkul untuk kerja sama membangun suatu platform besar untuk keberlanjutan pembangunan kita," kata dia di Kantor DPW DIY PPP, Kota Yogyakarta, Selasa (29/8/2023).

Baca juga: Wacana Sandiaga-AHY, PDI-P Tak Khawatir PPP Keluar dari Kerja Sama Politik

Lanjut Sandiaga, dengan membangun koalisi besar bertujuan untuk memastikan pembangunan di bidang ekonomi. Mengingat PPP sekarang ini membawa tagline "harga murah, kerja mudah, dan hidup berkah".

"Kita bisa mengajak dan merangkul lebih banyak lagi partai maupun tokoh sekelas AHY yang memiliki juga banyak kedekatan di tengah-tengah masyarakat," kata dia.

Disinggung apakah akan membuat poros politik baru bersama AHY, Sandiaga menjelaskan saat ini dirinya masih solid menjalin poros politik dengan PDIP.

"Kita kerjasama poros politiknya dengan PDIP. Istikomah. Kita merangkul itu dalam rangka berjuang bersama," kata dia.

Bahkan dirinya membuka diri bagi partai di luar koalisi PDIP dan PPP untuk bergabung bersama untuk menghimpun kekuatan pada Pilpres 2024 mendatang.

"PPP fokus pada perjanjian politiknya dengan PDI Perjuangan. Jika akan dilebarkan tentunya akan menambah kekuatan," ucap dia.

Baca juga: Soal Wacana Sandiaga-AHY, Ganjar: Sampai Hari Ini PPP Masih Bersama PDI-P

Sandiaga yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif ini mengaku dapat bekerja sama dengan Ganjar Pranowo, karena selama ini dia fokus di bidang ekonomi, dan hal ini sejalan dengan Ganjar Pranowo.

"Saya fokus bidang ekonomi. Saya melihat bahwa track record Pak Ganjar sangat luar biasa dan jika diberikan perspektif ekonomi hijau yang merupakan besutan dari PPP yang merupakan adaptasi daripada pendekatan ekonomi baru terbarukan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menegaskan, partainya enggan menggubris isu penggabungan Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Pilpres 2024.

PDI-P saat ini fokus mewujudkan kemenangan bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo ketimbang menanggapi isu Sandiaga-AHY.

Baca juga: AHY Mengaku Sudah Tahu Cawapres Anies, tapi Enggan Bocorkan

"Kita semua simpatisan, anggota dan kader di tiga pilar partai fokus untuk turun ke bawah, menangis dan tertawa bersama rakyat untuk menangkan PDI Perjuangan dan Mas Ganjar," kata Djarot kepada Kompas.com, Minggu (27/8/2023).

PDI-P sudah membangun kerja sama politik dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga merupakan partai daripada Sandiaga Uno.

Kedua partai, jelas Djarot, tetap solid dan tidak terpengaruhi isu wacana penggabungan Sandi dengan AHY pada Pilpres 2024. "Benar, fokus dan tidak boleh tolah-toleh," pesan Djarot.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Penyu Lekang Terdampar Lemas di Pantai Glagah, Satlinmas: Kurus, Berenangnya Tak Normal
Yogyakarta
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Pedagang TTS dan Kartu Pos di Yogyakarta Terus Bertahan: Tetap Laris di Kalangan Turis
Yogyakarta
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Berpotensi Viral, Pelaku Wisata di Gunungkidul Diimbau Tak 'Nutuk' Harga saat Libur Nataru
Yogyakarta
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Cerita Kusir Andong Malioboro Sambut Nataru: Kuda Diberi Jamu Bergizi hingga Waspada Musik
Yogyakarta
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Basuki Pastikan Kantor Wapres di IKN Segera Selesai
Yogyakarta
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Simak Jalur Alternatif Masuk Yogyakarta di Libur Natal-Tahun Baru, Jangan Sampai Terjebak Macet!
Yogyakarta
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Bantul kirim Tim Kesehatan ke Aceh Tamiang
Yogyakarta
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Target Kunjungan Wisatawan ke Sleman Saat Nataru Turun Dibandingkan Tahun Lalu, Ini Alasannya
Yogyakarta
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Viral Video Mahasiswa Diduga Mabuk Bikin Onar di Gamping Sleman, Ditangkap Polisi
Yogyakarta
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
UMP 2026 Tak Kunjung Terbit, Buruh Yogyakarta Resah dan Khawatir Dialog Jadi Formalitas
Yogyakarta
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Sleman Bersiap Hadapi Lonjakan Arus Nataru, Dishub Petakan Titik Rawan Macet
Yogyakarta
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Pemerintah Tak Kunjung Tetapkan Formula UMP, Pengusaha Yogyakarta: Kami Butuh Kepastian Aturan
Yogyakarta
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Swasta Boleh Tarik Tarif Parkir 5 Kali Lipat di Jogja, Aturannya Terbit Era Haryadi Suyuti
Yogyakarta
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Sultan Minta Pemkot Yogyakarta Tertibkan Parkir Liar: Kalau Kewalahan, Saya Terjun!
Yogyakarta
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Baru Saja Dilantik, 2.018 PPPK Kulon Progo Langsung Pecahkan Rekor Dunia Lewat Macapat
Yogyakarta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau